Laporan wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Pemuda Pancasila Japto S Soerjosoemarno mengatakan keberadaan Badan Nasional Pencegahan Terorisme (BNPT) berfungsi bukan untuk membasmi tapi mencegah radikalisme.
Menurutnya BNPT harus mampu medeteksi dan mencegah radikaliseme berkembang di masyarakat.
Hal tersebut diungkapkan Japto saat bersilaturahmi dengan Kepala BNPT Boy Rafli Amar di kantor BNPT Bogor, Jumat (3/7/2020).
Baca: Bersama Pemuda Pancasila, BNPT Bangun Kesiapsiagaan Nasional Generasi Milenial
“BNPT jangan jadi pemadam kebakaran, tapi harus mampu mendeteksi dan melakukan pencegahan agar radikalisme tidak terus berkembang,” kata Japto dilansir dari keterangan yang diterima
Berangkat dari pengalamannya memimpin Pemuda Pancasila, Japto mengatakan kunci membenahi radikalisme adalah lewat pendidikan dan pemberdayaan ekonomi.
“Rata-rata orang radikal karena kurangnya pendidikan ideologi negara dan himpitan ekonomi, sehingga bisa terpengaruh ajakan dalam melakukan radikalisme dan kekerasan lainnya,” katanya.
Lanjut dia, dunia maya seperti internet dan media sosial menjadi sarana dalam menyebarkan paham-paham radikal atas nama agama.
“Ini perlu dicegah dengan cara melakukan pendidikan kepada pengguna medsos agar bisa lebih hati-hati,” katanya.
Kepada Kepala BNPT, Japto menuturkan bahwa Pemuda Pancasila lahir atas panggilan sejarah untuk menjaga, menghayati, dan mengamalkan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen.
Nilai-nilai itu yang diajarkan dalam kaderisasi di tubuh organisasi
Pemuda Pancasila.
Ia pun mengatakan radikalisme dan terorisme terjadi akibat amandemen UUD1945.
Untuk itu Pemuda Pancasila sejak tahun 2002 secara tegas menolak amandemen UUD.
“Perlu sinergi semua komponen bangsa agar semua bisa bersama mengawasi dan menjadi solusi bagi persoalan radikalisasi di NKRI,” katanya.