Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Karo Penmas Divhumas Polri Brigjen Pol Awi Setiyono mengatakan pihaknya telah menarik 12 anggota Satgas Tinombala kembali ke Jakarta.
Hal itu menyusul dugaan adanya insiden salah tembak terhadap dua warga sipil bernama Syarifudin (25) dan Firman (17).
"Saat ini anggota tim sebanyak 12 orang Satgas Tinombala sudah ditarik dari daerah operasi ke Jakarta," kata Awi di Kantor Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (6/7/2020).
Baca: Masih Buru 14 DPO, Satgas Tinombala Kembali Diperpanjang Hingga 30 September 2020
Awi mengatakan saat ini seluruhnya masih harus menjalani pemeriksaan oleh Divisi Profesi dan Pengamanan Kepolisian RI. Sebaliknya, proyektil peluru dalam kasus tersebut masih diperiksa di Puslabfor.
"Saat ini sedang menjalani proses pemeriksaan oleh Biro Provost Divpropam Polri dan terkait dengan proyektil peluru saat ini sedang diperiksa oleh Puslabfor Bareskrim Polri," jelasnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan hasil pemeriksaan itu nantinya akan diserahkan kepada Komandan Korps (Dankor) Brimob Brimob Polri.
Baca: Satgas Tinombala Perluas Penyisiran untuk Mempersempit Ruang Gerak Anggota MIT Poso, Sulteng
"Apabila seluruh rangkaian pemeriksaan sudah selesai, hasilnya nanti akan diserahkan kepada Ankum yakni Dankor Brimob Polri," pungkasnya.
Sebagai informasi, pada Selasa (2/6/2020), dua warga Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, tewas tertembak oknum anggota polisi.
Diduga, insiden itu terjadi karena salah tembak.
Penembakan itu terjadi di Dusun Gayatri, Desa Maranda, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah.
Baca: Satgas Tinombala Perluas Penyisiran untuk Mempersempit Ruang Gerak Anggota MIT Poso, Sulteng
Warga sipil yang tewas tersebut diketahui bernama Syarifudin (25) dan Firman (17).
Keduanya merupakan warga Dusun Sipatuo, Desa Kilo, Kecamatan Poso Pesisir Utara.
Saat kejadian penembakan itu, keduanya tengah memanen kopi di kebun mereka.