Selain itu, warga Baduy juga mengaku risih karena menjadi tontonan wisatawan yang datang.
"Membanjirnya wisatawan yang tujuannya enggak jelas, cuma nontonin orang Baduy, sebenernya membuat mereka risih.
Belum lagi masalah sampah dan lain-lain," kata Heru.
Baca: Ritual Adat Kawalu, Kawasan Wisata Baduy Dalam Ditutup 3 Bulan Hingga 31 Mei 2020
Pemerintah desa tak tahu permintaan tersebut
Sementara itu Jaro Saija yang juga menjabat sebagai Kepala Desa Kanekes mengatakan ia baru mengetahui surat tersebut setelah membaca pemberitaan di media pada Senin (6/7/2020) kemarin.
"Saya tidak tahu, tidak diberitahu kalau ada pertemuan seperti itu.
Saat ini lagi mencari tahu siapa yang kirim surat tersebut," kata Saija saat dihubungi Kompas.com, Selasa.
Menutnya, saat ini kawasan Baduy memang ditutup dari kunjungan wisatawan.
Namun penutupan tersebut hanya sementara di saat pandemi Covid-19.
Saija memastikan jika penutupan kawawan tersebut tidak permanen.
Tak hanya kepala desa, saat dikonfirmasi, Dinas Pariwisata setempat juga mengaku tidak tahu dan baru akan meminta penjelasan kepada Kepala Desa Baduy pada Selasa (7/7/2020).
Belum ada pemberitahuan resmi ke bupati
Menanggapi permintaan tersebut, Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengatakan belum ada pemberitahuan resmi dan koordinasi dari tokoh Baduy kepada dirinya.
Namun Iti mengatakan pihaknya mengetahui permintaan tersebut baru dari media sosial.