News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah Jenderal Hoegeng Iman Santoso Aktifkan HT 24 Jam Hingga Dibawa Tidur Pantau Keadaan Masyarakat

Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jenderal (Purn) Hoegeng Iman Santoso direkomendasikan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendapat gelar pahlawan Nasional bersama dua tokoh lainnya, yaitu dokter Kariadi dan Prof Dr R Soegarda Poerbakawatja

Pihak Kepolisian kerap melakukan upacara penghormatan di makam Jenderal Hoegeng.

"Kemarin ada  upacara dari pihak Kepolisian. Jadi setiap tahun ada empat kali upacara. Itu dari veteran, Kapolri, Yayasan dan yang satu lagi saya lupa dari mana. Pokoknya setahun ada empat kali upacara yang saya tahu," paparnya.

Terkait publik figur, Nani juga mengungkap artis yang datang untuk mendoakan almarhum Hoegeng.

"Kalau artis, banyak juga yang datang berziarah. Termasuk Indro Warkop. Beliau sering datang juga untuk mendoakan almarhum pak Hoegeng," paparnya.

Nani bekerja sebagai penjaga makam sejak tahun 1978.

"Saya sangat senang dipercaya untuk menjaga kebersihan makam pak Hoegeng. Beliau orang baik, keluarganya juga sangat baik kepada semua orang. Termasuk kepada saya yang bertugas menjaga makam ini," kata dia.

"Sebenarnya makam pak Hoegeng tadinya biasa saja. Ketika itu, Kapolri Dai Bachtiar datang menggunakan Helikopter, meminta makam pak Hoegeng dibuatkan pendopo. Setiap yang datang berziarah ke makam beliau, pasti bercerita kalau beliau adalah orang yang paling jujur," ungkapnya.

Nanti juga menceritakan, sebelum Jenderal Hoegeng berpulang menghadap sang pencipta, sudah memesan pemakaman di Taman Pemakaman Bukan Umum (TPBU) Giri Tama, Kemang.

Nina Nisun penjaga makam Kapolri ke-5, Jenderal Hoegeng Imam Santoso di lokasi pemakaman Giri Tama, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. (TribunnewsBogor.com/Yudistira Wanne)

Ketika itu Jenderal Hoegeng datang bersama istrinya.

"Beliau memesan dan membeli untuk lima makam di sini," ujar Nani Nisum.

Nani menjelaskan lima makam yang dipesannya tersebut diperuntukkan kepada keluarganya.

"Membeli  lima makam yang tadinya berupa tanah kosong ini untuk keluarganya. Untuk tahunnya sendiri saya kurang ingat," jelasnya.

Dikutip dari Wikipedia, Hoegeng Imam Santoso masuk pendidikan HIS pada usia enam tahun, kemudian melanjutkan ke MULO (1934) dan menempuh sekolah menengah di AMS Westers Klasiek (1937).

Setelah itu, ia belajar ilmu hukum di Rechts Hoge School Batavia tahun 1940.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini