News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mengenal Pesawat MV-22 Osprey Produksi Amerika yang Disebut-sebut Bakal Dibeli Menhan Prabowo

Penulis: Daryono
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pesawat V-22 Osprey - Spesifikasi MV-22 Block C Osprey, pesawat dari Amerika Serikat, yang disebut-sebut akan dibeli Menhan Prabowo Subianto.

TRIBUNNEWS.COM - Indonesia lewat Kementerian Pertahanan disebut-sebut berencana membeli delapan unit pesawat jenis MV-22 Block C Osprey dari Amerika Serikat (AS).

Kabar pembelian pesawat Osprey itu disampaikan melalui Badan Kerja Sama Pertahanan Keamanan AS (Defense Security Cooperation Agency/DSCA) . 

Mengutip KompasTV, rencana pembelian Ospray terungkap dalam siaran pers Badan Kerja Sama Pertahanan Keamanan Amerika Serikat, alias Defense Security Cooperation Agency.

Mengutip keterangan resmi tersebut, Pemerintah Indonesia telah mengajukan pembelian 8 pesawat MV-22 Osprey Block C kepada Amerika Serikat beberapa waktu lalu.

Jika direalisasikan, Indonesia adalah negara ketiga yang militernya mengoperasikan Osprey, setelah Amerika Serikat dan Jepang.

Kelebihan mv-22 Osprey ini adalah pesawat angkut militer yang menggabungkan keunggulan sebuah helikopter dengan pesawat sayap tetap ataw fixed wing.

Saat baling-balingnya menghadap ke atas, pesawat ini bisa lepas landas dan mendarat secara vertikal layaknya helikopter serta bisa melakukan terbang diam seperti helikopter.

Nilai total pembelian 8 osprey mencapai 2 miliar dollar Amerika Serikat, atau sekitar Rp 28,9 triliun.

Tidak disebutkan kapan transaksi pembelian ini akan dilakukan.

Angka yang tidak sedikit, apalagi saat keuangan negara sedang terjepit Covid-19.

Baca: Prabowo Bagikan Foto Momen Kebersamaannya dengan Jokowi, Buku Catatan yang Dipegang Jadi Sorotan

Pesawat V-22 Osprey (boeing.com)

Sayangnya, pihak Kementerian Pertahanan belum mengonfirmasi klaim dari AS tersebut. 

Juru Bicara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, yang hadir dalam diskusi virtual Jakarta Defence Studies, Selasa (6/7/2020), belum bisa memberikan respons berkaitan informasi pembelian delapan pesawat angkut militer tersebut.

Jika nantinya benar-benar dibeli oleh Indonesia, seperti apakah spesifikasi pesawat MV-22 Block C Osprey tersebut? 

Dikutip dari Kompas.com, pesawat MV-22 Block C Osprey merupakan satu dari varian pesawat V-22 Osprey, yang terlebih dahulu dikembangkan Boeing dan Bell Helicopter Textron pada 1997.

Selain seri MV-22, Bell Boeing juga mengembangkan seri CV-22 yang dikhususkan bagi Komando Operasi Khusus Angkatan Udara AS.

Pada 2013, perusahaan tersebut mendapat pesanan dari US Naval Air System Command (NAVAIR) untuk memproduksi 99 tiltrotor Osprey V-22, termasuk 92 MV-22 untuk Korps Marinir dan 7 CV-22 untuk Komando Khusus AU.

Menhan RI H. Prabowo Subianto dan Menhan Uni Emirat Arab (UAE) Mohammed Ahmed Al Bowardi melakukan pembicaraan bilateral kerjasama pertahanan di kantor Kemhan UAE, Senin (24/2/2020). (DOK. KEMENHAN RI)

Dilansir situs Boeing, V-22 Osprey merupakan pesawat terbang pertama yang dirancang dari bawah ke atas untuk memenuhi kebutuhan angkatan bersenjata AS.

Dalam kemitraan dengan Boeing, Bell Helicopter Textron bertugas untuk membangun pesawat tiltrotor yang dapat lepas landas dan mendarat secara vertikal layaknya sebuah helikopter.

Namun, pada saat mengudara, V-22 dapat dikonversi menjadi pesawat turboprop yang mampu terbang dengan kecepatan dan ketinggian tinggi.

Adapun Boeing ditugasi untuk menciptakan badan pesawat dan seluruh sub sistemnya, avionik digital, dan sistem kontrol penerbangan fly-by-wire.

Selain dapat mengangkut penumpang dan barang muatan, pesawat berbobot 30 ton ini juga dapat menjalankan misi pencarian dan penyelamatan tempur, serta mendukung pengangkutan logistik armada dan menyediakan transportasi jarak jauh untuk operasi khusus.

Baca: Presiden Jokowi Tunjuk Prabowo Jadi Leading Sektor Lumbung Pangan di Kalteng

Sementara itu, dilansir Bell Flight, pesawat yang dapat mengangkut 24 personel ini juga dapat mendukung operasi penyelamatan korban.

Untuk mengevakuasi personel yang berada di air atau medan yang kasar dapat menggunakan kemampuan hoist dan hover yang dimiliki pesawat ini.

Khusus untuk seri CV-22, pesawat tersebut juga dilengkapi kemampuan untuk mendukung infiltrasi dan exfiltrasi pasukan operasi khusus di mana saja, kapan saja, baik siang maupun malam hari.

Hal itu tidak terlepas dari kemampuan tiltrotor yang secara cepat mendukung kegiatan operasi.

Adapun bila tidak digunakan untuk misi militer, pesawat ini juga diklaim cocok untuk mendukung transportasi VIP.

Dengan kemampuan manuver vertikal yang dimiliki, pesawat ini dapat mendarat di mana saja secara cepat, serta interior bagian dalamnya dapat dirancang untuk mendukung kegiatan pejabat tinggi.

Pihak pabrik juga mengklaim pesawat ini cukup tangguh.

Hal itu dibuktikan dengan sejumlah misi yang telah dilaksanakan menggunakan moda transportasi ini, baik di padang pasir hingga Arktik.

Fadli Zon Sebut Pembelian Pesawat Osprey Rencana Menhan Terdahulu

Anggota Komisi I DPR RI, Fadli Zon, mengatakan rencana pembelian delapan unit pesawat jenis MV-22 Block C Osprey dari Amerika Serikat (AS) merupakan warisan Menteri Pertahanan terdahulu.

Sebab, menurut Fadli, Menteri Pertahanan saat ini, Prabowo Subianto, berorientasi pada industri dalam negeri.

"Prinsipnya kalau ada di dalam negeri, (menggunakan produk) dalam negeri. Kecuali kita tidak punya harus bekerja sama mengimpor dari negara lain," kata Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (9/7/2020).

Fadli mencontohkan pistol, senapan, dan peluru dapat diperoleh dari industri dalam negeri, antara lain PT Pindad.

Namun, Fadli mengaku masih akan mempelajari terlebih dahulu terkait rencana pembelian pesawat jenis MV-22 Block C Osprey.

Baca: Kelebihan dan Spesifikasi Pesawat Militer yang Baru Saja Dibeli Indonesia dari Amerika

Fadli mengungkapkan bahwa rencana pembelian pesawat itu belum dibicarakan mendetail di Komisi I yang menjadi mitra dari Kementerian Pertahanan.

"Nanti kita lihat case-nya seperti apa. Apakah ini memang sudah dirancang sebelumnya apa baru," ucapnya.

(Tribunnews.com/Daryono/Chaerul Umam) (Kompas.com/Dani Prabowo)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini