TRIBUNNEWS.COM - ABK yang ditemukan tewas di dalam lemari pendingin ikan di kapal nelayan China merupakan warga asal Lampung, Hasan Afriandi.
Menurut tayangan Kompas TV pada Jumat (10/7/2020), pencarian Hasan bermula dari adanya dugaan penganiayaan berujung maut yang dilakukan kepada ABK asal Indonesia.
Baca: Mayat Seorang ABK Disimpan di Freezer Kapal Cina, Disalurkan oleh Agen yang Sudah Dicokok Polisi
Baca: DPR Minta Pemerintah Tata Kebijakan Kirim ABK Indonesia ke Kapal Asing
"Berdasarkan informasi yang kami terima, kami melakukan pengecaran terhadap kapal Lu Huang Yuan Yu 118 dan 117, yang diduga di dalamnya ada warga negara kita yang dianiaya mengakibatkan meninggal," jelas Kapolda Kepulauan Riau, Irjen Aris Budiman.
Lebih lanjut Aris menerangkan dua kapal itu merupakan lokasi penganiayaan dan tempat para saksi.
"Di sana (kapal) warga negara kita juga yang menyampaikan bahwa di kapal itu ada mayat," jelas Aris.
Adapun kedua kapal nelayan itu mengangkut 22 pekerja WNI, satu diantaranya sudah meninggal dan disimpan dalam lemari pendingin ikan.
"Saat dilakukan evakuasi kondisi pekerja WNI yang meninggal dan disimpan di freezer masih mengenakan baju dan diselimuti," kata Indarto.
Jasad yang diidentifikasi bernama Hasan Afriandi itu ditemukan di kapal Lu Huang 118.
Tergiur Lowongan Kerja di Facebook
Hasan Afriandi diduga menjadi ABK kapal Lu Huang Yuan Yu 118 lantaran tergiur lowongan kerja di Facebook.
Pasalnya, menurut Koordinator Nasional Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia, Moh Abdi Suhufan, tidak ada penyalur ABK untuk kapal itu di Batam, menurut laporan Kompas.com.
"Di Lampung tidak ada, para ABK dapat informasi dari Facebook."
"Isi lowongan kerja hanya menyebutkan ada lowongan kerja dan difasilitasi," kata Abdi Suhufan, Kamis (9/7/2020).
Baca: Kronologi Penangkapan 2 Kapal Ikan China Hingga Ditemukannya Jenazah ABK WNI
Menurut penyelidikannya, lowongan itu menyertakan iming-iming diberi buku pelaut hingga keterampilan dasar.
Abdi mengatakan lowongan itu merupakan penyalur ilegal.
Lowongan itu juga tidak menyertakan keterangan lengkap seperti besaran gaji, penempatan, lokasi tangkap, hingga kapal yang memerlukan ABK.
Selain Hasan, masih ada satu warga Lampung yang bergabung dengan kapal berbendera Tiongkok itu yakni Agus Setiawan.
Ada Bekas Memar di Tubuh Hasan
Mengutip Kompas.com, jenazah Hasan Afriandi sedang dalam proses visum dan autopsi.
Namun, untuk autopsi masih menunggu persetujuan pihak keluarga.
Kendati demikian, Kapolda Kepulauan Riau, Irjen Aris Budiman, menyebutkan ada beberapa bekas luka yang identik dengan penganiayaan.
"Saat pemeriksaan visum luar ditemukan luka memar pada bibir, dada dan punggung."
"Itu menandakan saat masih hidup ada penganiayaan," terang Aris.
Baca: 2 Kapal China Ditangkap di Perairan Kepulauan Riau, Simpan Mayat ABK Indonesia Dalam Freezer
Baca: Simpan Dua Jenazah ABK WNI di Dalam Freezer, Kapal Berbendera China Telah 7 Bulan Berlayar
Aris menegaskan ditemukan ada tanda-tanda kekerasan dari hasil visum luar.
Sebelumnya, tim gabungan angkatan laut lanal Batam dan Polda Kepri mengamankan dua kapal ikan berbendera Tiongkok di Perairan Pulau Nipa, Batam, Kepulauan Riau.
Nahasnya tim gabungan menemukan jasad seorang ABK WNI yang tewas dan disimpan dalam lemari pendingin ikan dalam kapal.
Kedua kapal ini sempat mencari cumi-cumi di perairan Argentina.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani) (Kompas.com/Kontributor Batam, Hadi Maulana/Kontributor Lampung, Tri Purna Jaya)