TRIBUNNEWS.COM - Majunya putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, sebagai calon Wali Kota Solo dalam Pilkada Serentak 2020, menuai tanggapan dari pengamat.
Diketahui, pada Jumat (17/7/2020), PDIP telah resmi mengumumkan nama calon kepala daerah yang akan maju dalam Pilkada Serentak 2020.
Dari nama calon kepala daerah yang diumumkan, Gibran Rakabuming Raka resmi menjadi calon Wali Kota Solo, berpasangan dengan Teguh Prakoso.
Mengenai hal ini, pengamat pun memberikan tanggapan.
Dirangkum Tribunnews, berikut ini tanggapan pengamat mengenai majunya Gibran dalam Pilkada Serentak 2020:
Baca: PDIP Sebut Perlu Pertimbangan yang Lama Putuskan Gibran Maju Pilkada Solo 2020
Baca: Dapat Rekomendasi Maju Pilwalkot Solo, Gibran Ucapkan Terima Kasih kepada Megawati
1. Diprediksi akan menang
Pengamat politik dari Al-Azhar Indonesia, Ujang Komaruddin, memprediksi Gibran Rakabuming Raka akan menang dalam Pilkada Serentak 2020 yang digelar pada 9 Desember mendatang.
Tak tanggung-tanggung, Ujang memprediksi kemungkinan Gibran menang Pilkada adalah 90%.
"90 persen Gibran akan menang," ujar Ujang, Jumat, dilansir Tribunnews.
"Jadi soal kemenangan Gibran, hanya tinggal menunggu hari H saja," imbuh dia.
Mengapa begitu? Ujang mengatakan hal ini dipengaruhi status Gibran sebagai anak Jokowi yang kini menjabat sebagai presiden.
Selain itu, Gibran maju melalui PDIP yang memiliki suara mayoritas di Solo.
Lebih lanjut, Ujang juga menyebutkan kemungkinan Gibran akan melawan kotak kosong.
Pasalnya, hampir semua partai di Solo mendukung ayah dua anak ini.
"Bisa jadi dan mungkin saja Gibran akan lawan kotak kosong."
Baca: Gibran-Teguh Bertemu Ganjar, Lalu Ambil Surat Rekomendasi PDIP untuk Pilwalkot Solo
Baca: PDI-P Resmi Usung Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa pada Pilkada Solo 2020
"Ini memungkinkan sekali, karena hampir semua partai di Solo dukung Gibran," tandas dia.
2. Jokowi dinilai salah gunakan fasilitas negara
Karena membahas Pilkada Solo di Istana Kepresidenan, Presiden Jokowi dinilai telah menyalahgunakan fasilitas negara.
Hal ini disampaikan oleh pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago.
Mengutip Kompas.com, Pangi mengatakan Jokowi harus bisa membedakan urusan keluarga dan negara.
"Jelas menyalahgunakan fasilitas negara. Beliau harus bedakan mana kepentingan negara mana kepentingan keluarga," tutur Pangi, Jumat.
"Apa susahnya pulang ke rumah sebentar, bahas pilkada, ngobrol santai di rumah saja. Kenapa harus di Istana?" pungkas dia.
Apa yang disampaikan Pangi ini terkait dipanggilnya Achmad Purnomo ke Istana Kepresidenan oleh Jokowi pada Kamis (16/7/2020).
Diundangnya Purnomo ke Istana adalah untuk membicarakan pasangan calon yang direkomendasikan PDIP maju dalam Pilkada Solo 2020.
Jokowi berkata pada Purnomo, pasangan rekomendasi PDIP yang akan maju dalam Pilkada Solo 2020 adalah Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa.
Baca: Dapatkan Rekomendasi Maju Pilwalkot Solo, Gibran Intensifkan Konsolidasi Internal
Baca: Ucap Terima Kasih pada Megawati, Gibran: Rekomendasi Ini Suatu Kehormatan Sekaligus Tanggung Jawab
3. Rawan konflik kepentingan
Tak hanya menyoroti Jokowi yang mengundang Achmad Purnomo ke Istana, Pangi Syarwi Chaniago juga menilai diusungnya Gibran Rakabuming Raka dalam Pilkada Solo 2020 rawan konflik kepentingan.
Hal ini terkait status Gibran sebagai putra Presiden Jokowi.
"Ini yang kita khawatirkan dari awal ketika anak pejabat/presiden ikut dalam kontestasi elektoral."
"Sangat rawan konflik kepentingan," beber Pangi, Jumat, dilansir Kompas.com.
Konflik kepentingan, menurut Pangi, sudah terlihat dari pengakuan Achmad Purnomo yang diundang Jokowi ke Istana Kepresidenan pada Kamis kemarin.
Saat di Istana, Purnomo diberi tahu calon yang akan diusung PDIP dalam Pilkada Solo 2020 bukanlah dirinya.
Melainkan Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa.
"Walaupun nanti dalam pertarungan kontestasi tak ada perintah secara langsung untuk membantu pemenangan putra mahkota, namun sulit sekali untuk menghindar, terjadi penyalahgunaan kekuasaan secara tidak disadari, belum yang ngambil muka ke presiden karena membantu mendesain pemenangan anak beliau," tuturnya.
Pangi pun menilai, Gibran ataupun anggota keluarga Jokowi yang lainnya, harus menunggu waktu yang tepat untuk terjun ke dunia politik.
Yakni saat Jokowi tak lagi menjabat sebagai presiden.
Baca: Pengumuman PDIP Pilkada Serentak 2020: Gibran Jadi Calon Wali Kota Solo, Ini Daftar Paslon di Jateng
Baca: Setelah Jumatan Bareng Gibran, Ganjar Pranowo Beri Jamuan dan Cinderamata di Rumah Dinas
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Seno Tri Sulistiyono, Kompas.com/Ihsanuddin)