Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS, JAKARTA - Lembaga Ketahanan Nasional RI ( Lemhannas RI) menggelar Seminar Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LX Tahun 2020, Selasa (21/72020).
Gubernur Lemhannas RI Agus Widjojo mengatakan, tema Nasionalisme diangkat dalam Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LX Tahun 2020.
Baca: Gubernur Lemhanas: Kalau Kita Bosan di Rumah, Alternatifnya Terpapar Covid-19 dan Tinggal di RS
Agus menjelaskan, pentingnya pemahaman nasionalisme di era globalisasi saat ini.
Terlebih, dalam menghadapi situasi perubahan dunia yang terus bergerak cepat.
Termasuk, saat menghadapi pandemi Covid-19.
"Sebetulnya bukan masalah baru, itu kan tantangan juga di era globalisasi, cuma karena timbul fenomena baru Covid yang sifatnya internasional. Di situ ada masalah masalah internasional yang terindikasi kepada keadaan nasional," katanya.
"Jadi ini membuat kita berpikir ulang tentang bagaimana bentuk nasionalisme dan bagaimana meng-nasionalisme di era covid ini," kata Agus Widjojo.
Menurut Agus, pemahan akan nilai nasionalisme dapat dapat diterapkan dalam menghadapi situasi pandemi ini.
Termasuk, melakukan studi banding ke negara-negara yang bisa menghadapi situasi saat ini.
Selain itu, Agus juga mengingatkan pentingnya membangung ketahanan nasional dan ekonomi di situasi pandemi.
"Bagaimana kita bisa untuk tetap mandiri didalam mengatasi covid ini dalam jangka pendek maupun jangka panjang," ucap Agus.
"Kemudian bagaimana membangun ketahanan nasional dan termasuk ketahanan ekonomi yang dipengaruhi oleh adanya Covid-19 ini dan juga termasuk ketahanan kesehatan didalam keamanan nasional," ujarnya.
Untuk menyikapi hal itu, Agus mengungkapkan, beberapa poin perlu diupayakan yakni nasionalisme dalam kondisi Covid dengan memasukkan elemen penting tanpa mengubah rumusan yang sudah ada.
"Rumusannya tetap, cuma cara memasukkan elemen-elemennya itu berbeda. Jadi hanya memasukkan elemen-elemen faktual saja," katanya.
Baca: KPK Monitor Penggunaan Anggaran Covid-19 di Provinsi Riau
Agus juga menanggapi soal pembubaran beberapa lembaga oleh presiden dalam rangka mengefisiensikan mengendalikan kondisi nasional akibat pandemi Covid-19.
"Itu kan sebagai respon terhadap perkembangan keadaan. Bagaimana pun juga memberi efisiensi karena sumber daya nasional perlu untuk di refokusing, lebih untuk menangani penanganan covid. Dalam rangka itu dilihat lagi, jadi ada lembaga lembaga yang sudah tidak berfungsi. Jadi untuk efisiensi, memang diperlukan sesuai dengan perkembangan faktual," jelasnya.