Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Andreas Hugo Pareira angkat bicara perihal majunya putra sulung Presiden Joko Widodo yakni Gibran Rakabuming Raka dalam pemilihan wali kota Solo.
Majunya Gibran menjadi perbincangan banyak pihak karena ditengarai sebagai upaya membangun dinasti politik. Namun, Andreas mengaku tak sependapat.
Dia mengatakan calon bupati, gubernur hingga presiden itu dipilih oleh rakyat. Berbeda halnya dengan dinasti politik yang erat menggunakan sistem penunjukkan.
Baca: Isu Dinasti Politik di Pilkada, PDIP Minta Publik Berlaku Adil kepada Gibran dan Nur Azizah
"Yang namanya gubernur, bupati, presiden, itu dipilih. Apakah sistem yang dipilih seperti sekarang Gibran karena kebetulan dia anak presiden kemudian kita katakan dinasti?" ujar Andreas, dalam diskusi daring 'Pencalonan Gibran : Regenerasi atau Kompetensi?' Rabu (22/7/2020).
Andreas juga menegaskan bahwa Gibran belum tentu terpilih nantinya, karena hasil akhir akan berada ditangan rakyat. Apalagi menurutnya menjadi keturunan dari orang yang tengah berkuasa bukan jaminan orang tersebut pasti akan terpilih.
Baca: Respons Sekjen PDIP Sikapi Hasil Survei yang Menunjukkan Ganjar Pranowo Sebagai Capres Potensial
"Padahal penentuan akhir ada di rakyat, rakyat yang akan memilih. Bahwa tidak selalu anak dari turunan yang mereka berkuasa selalu terpilih, belum tentu kan," imbuhnya.
Anggota Komisi X DPR RI tersebut menilai kasus Gibran sendiri cukup menarik. Pasalnya sejak awal mendeklarasikan diri maju dalam kontestasi politik yang bersangkutan menjadi perhatian publik.
"Lantas apakah memang karena bapaknya presiden sehingga dia bisa menabrak semua prosedur dan dapat ditetapkan dan pasti akan terpilih, karena dia anak presiden? Saya kira tidak," ungkap Andreas.