"Mengikuti keinginan pasar, artinya produk yang dihasilkan bisa diterima," ujarnya. Ia juga mendatangkan konsultan untuk menyusun tahapan-tahapan yang diperlukan dalam mendirikan perusahaan baru tersebut.
Jarot pun bekerja ekstra membuat manual-manual precast. Ambil contoh seperti manual cara pengecoran, sampai teknis dan campurannya. Satu tahun kemudian Jarot dan timnya berhasil membuat prosedur baku pembuatan precast sampai semua detail teknisnya.
Ia juga langsung mensertifikasi prosedur tersebut. Dengan begitu, mereka sudah bisa menjual produk dengan prosedur yang telah mereka susun. Ia mengatakan, dalam prosedur itu, pihaknya tetap mengutamakan kualitas mutu sehingga setiap calon konsumen tertarik.
Memimpin Waskita Beton
Setelah menemukan prosedur baku terkait produksi precast, maka pada Oktober 2014, divisi ini benar-benar terpisah dari induknya dan menjadi anak usaha sendiri bernama PT Waskita Beton Precast.
Posisi Jarot yang sebelumnya Kepala Divisi Precast di Waskita Karya naik menjadi Direktur Teknik & Operasi Waskita Beton Precast.
Meskipun masa sulit telah dilewati, tapi bagi Jarot mengembangkan perusahaan baru ini tidak mudah. Tantangan utamanya adalah harus mampu merebut kepercayaan publik sehingga bisa dipercaya sebagai perusahaan precast yang terpandang. Dengan begitu, perusahaan tidak hanya mengandalkan proyek dari induk usahanya.
Sampai saat ini, 85% pekerjaan yang dilakukan merupakan pesanan dari induk usaha dan 15% lagi pesanan dari luar, seperti pesanan dari Pemerintah Provinsi DKI untuk membuat pembatas jalan busway dan tanggul sungai. Selain itu, ada juga pesanan dari perusahaan properti seperti Agung Sedayu.
Sementara di internal perusahaan, Jarot juga fokus memaksimalkan sumber daya manusia. Ia turut terlibat dalam menyeleksi calon karyawan baru agar kualitas yang didapatkan sesuai dengan harapan sehingga perusahaan bisa semakin maju dan kuat.
Ia ingin memastikan bahwa karyawan perusahaan ini benar-benar bisa disiapkan menjadi karyawan yang tangguh dan sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Ia lebih mengutamakan menerima pekerja yang baru lulus kuliah karena lebih mudah dididik sesuai kebutuhan perusahaan.
Berkat kerja kerasnya, akhirnya Jarot mendapatkan kepercayaan memimpin PT Waskita Beton Precast pada bulan Mei 2016. Di bawah kendalinya, Waskita Beton sudah menyiapkan sejumlah hajatan besar. Salah satunya adalah menyiapkan rencana penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham. Perusahaan siap melepas 10,54 miliar lembar sahamnya ke publik pada 20 September 2016.
Berdasarkan prospektus ringkas yang dipublikasikan Jumat (9/9), perseroan mengumumkan akan melepas 10,54 miliar lembar saham atau 40% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah penawaran umum ini.
Lantaran minat atas saham perdananya cukup besar, Waskita Beton menetapkan harga saham IPO di level atas, yakni Rp 490 per saham.
Dengan begitu, perseroan mendulang dana Rp 5,16 triliun dari hajatan IPO. Perolehan dana ini membuat Waskita Beton menjadi perusahaan yang meraih dana IPO terbesar dalam rentang lima tahun terakhir.
Menurut Jarot, sebesar 56% dari dana IPO akan digunakan untuk mengerjakan proyek yang berkaitan dengan kegiatan operasional. Lalu sisanya 44% digunakan untuk memenuhi pertumbuhan permintaan beton.
Perinciannya: sebesar Rp 2,15 triliun digunakan untuk pengembangan pabrik pracetak, Rp 400 miliar untuk belanja modal pengembangan batching plant. Lalu, Rp 715 miliar untuk pembelian peralatan, dan Rp 300 miliar untuk pembelian truck mixer.
Ia menargetkan jumlah pabrik pracetak hingga lima tahun ke depan bertambah dari 8 pabrik saat ini menjadi 12 pabrik. Ada pun kapasitas produksi ditargetkan naik menjadi 3,8 juta ton.
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Bos konstruksi dari Indonesia Timur"