Seiring dengan menjulangnya nama Kompas-Gramedia, nama PK Ojong pun telah mewarnai jagat jurnalistik dan perusahaan media di tanah air.
Banyak orang yang terpesona oleh gaya berpikir, menulis dan berbicara PK Ojong. Jejak dan kepenulisannya bisa kita cecap dalam buku karyanya yang fenomenal, yatu Perang Eropa sebanyak tiga seri.
PK Ojong sosok multidimensi. Selain sebagai jurnalis, ia juga seorang cendikiawan dan usahawan.
Sebelum terjun ke dunia jurnalistik dan usaha, Ojong memang menitir karirnya diawali sebagai guru. Bahkan ia juga satu di antara pendiri Universitas Tarumanegara.
Tak heran di lingkungan KG Ojong sebagai sosok pendidik.
Sepak terjang PK Ojong bisa dibaca dalam buku tentang sosok PK Ojong, Hidup Sederhana Berpikir Mulia.
Lalu seperti apa sosok PK Ojong di mata orang lain?
Satu di antara pendiri Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Jusuf Wanandi mengisahkan kepada Tribun Network.
Jusuf Wanandi mengenal sosok PK Ojong sejak lama, dan ia mengaku hidupnya terpengaruh, terutama dalam mencintai seni dan budaya.
Hal itu terlihat di kantor Jusuf, CSIS, di wilayah Jakarta Pusat. Bertebaran lukisan-lukisan karya seniman Indonesia, mnempel di dinding, satu di antaranya milik I Nyoman Tjokot.
Berikut petikan wawancaranya dengan Tribun Network pada Rabu, 22 Juli 2020:
PK Ojong di mata Anda?
PK Ojong telah menciptakan sesuatu dunia baru dalam media masa di Indonesia. Karena sebelumnya tidak mengenal surat kabar independen yang bisa berkembang sebegitu rupa.
Baca: Ingat Kesederhanaan PK Ojong, Liliek Oetama: Baju Bolong Terus Dijahit
Saya kira beliau memiliki banyak ide, meskipun orangnya kalau kenal baik sangat ramah dan memiliki berbagai macam joke. Kalau orang tidak kenal dia, kelihatannya pendiam.