Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Staf Umum TNI Letjen TNI Joni Supriyanto saat mendampingi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Republik Indonesia (Menkopolhukam RI) Mahfud MD kunjungan kerja dan memberikan pengarahan kepada Prajurit Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) TNI AL di Mako Detasemen Jala Mangkara, Cilandak, Jakarta Selatan pada Rabu (29/7/2020).
Dalam kesempatan tersebut Joni mengatakan aksi-aksi terorisme semakin marak terjadi di seluruh penjuru dunia, tak terkecuali Indonesia.
Menurutnya aksi terorisme sepatutnya dipandang tidak hanya sebagai sebuah kejahatan, namun harus dilihat sebagai sebuah ancaman terhadap kepentingan nasional.
Baca: Hari Bakti Ke-73 TNI AU, KSAU: Perjuangan Kita Belum Usai, Bahaya Covid-19 Masih di Sekitar Kita
Dengan demikian, kata Joni, optimalisasi peran TNI dalam pemberantasan aksi terorisme adalah hal yang mutlak sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang-Undang.
"Pada kesempatan tersebut, Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen TNI Joni Supriyanto menyampaikan bahwa Presiden Republik Indonesia Joko Widodo juga telah menekankan pentingnya memberikan kewenangan kepada Tentara Nasional Indonesia dalam mengatasi aksi terorisme, sehingga dapat diberantas langsung ke akarnya," kata Kabidpenum Puspen TNI Letkol Sus Aidil dalam keterangan resmi Puspen TNI pada Rabu (29/7/2020).
Joni menyampaikan, merupakan suatu kehormatan bagi prajurit-prajurit Denjaka dapat menerima kunjungan Mahfud kali ini.
Baca: Panglima TNI Mutasi 181 Perwira Tinggi, Ini Nama-nama yang Duduki Jabatan Strategis
Selain itu dalam kunjungan tersebut para prajurit dapat menunjukkan kemampuan khusus yang dimiliki, tidak hanya dalam operasi antiteror, namun juga antisabotase dan klandestin aspek laut.
Joni mengatakan seluruh prajurit Denjaka dituntut memiliki kesiapan operasional mobilitas kecepatan, kerahasiaan dan pendadakan yang tertinggi di segala medan operasi baik darat, laut maupun udara.
Denjaka bersumber dari prajurit-prajurit pilihan, terbaik dan tangguh yang direkrut dari personel Intai Amfibi Marinir dan juga dari Komando Pasukan Katak.
Satuan-Satuan Pasukan Elite TNI selalu siap siaga untuk melaksanakan tugas menjaga dan mempertahankan tegaknya kedaulatan negara.
"Mereka tidak ingin dikenal, tapi mereka siap mendarmabaktikan jiwa raga mereka demi republik ini. Mereka memang bukan yang terbesar, tapi mematikan," kata Aidil.