TRIBUNNEWS.COM - Putera Sampoerna Foundation dan Tango Foundation ke daftar penerima ‘suntikan’ dana hibah Program Organisasi Penggerak (POP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menuai polemik.
Akibatnya, Muhammadiyah, NU da PGRI mundur karena kriteria pemiihan dan penetapan peserta dinilai tak jelas.
Terkait pendidikan di Indonesia, pemerhati pendidikan Indra Charismidiaji angkat bicara.
Dia menuturkan, dari sisi makro, siapa pun Menteri Pendidikan Indonesia, menurut Indra tugasnya berat.
“Berat sekali untuk mencerdaskan bangsa ini, karena modal kita itu sangat minim,” kata Indra membuka argumennya dalam talk show ILC, TV One, Selasa (28/7/2020).
Baca: Mendikbud Nadiem Minta Maaf kepada Muhammadiyah, NU dan PGRI Terkait Program Organisasi Penggerak
Baca: Singgung Tokoh NU, Muhammadiyah dan PGRI, Nadiem Makarim: Siap Mendengar, Siap Belajar
Menurut jurnal Inggris, tambah Indra, pendidikan di Indonesia dipandang ketingggalan 1000 tahun dibanding negara-negara lain.
“Dengan adanya Mas Menteri ini, tadinya kita semua berharap, kalau tadi istilahnya Pak Karni kan ‘Out of The Box’, tapi setelah 10 bulan ini beliau memimpin, kok makin banyak kegaduhan demi kegaduhan yang muncul,” tambah Indra.
Menurut Indra, wajar jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat marah, karena lembaga yang seharusnya memimpin urusan pendidikan tidak terlihat.
“Saya harus koreksi, jadi ini bukan program Out of The Box, Pak. Semua program yang ada itu adalah program daur ulang miliknya sebuah perusahaan swasta,” tegas Indra.
Baca: POPULER NASIONAL Putera Sampoerna di POP Kemendikbud | Jokowi Didesak Copot BG | 59 Kantor Terpapar
Baca: Nadiem: Tanoto Foundation dan Putera Sampoerna Bakal Gunakan Dana Sendiri Dalam POP
Tahun lalu, kata Indra, ada perusahaan swasta pemiliknya merek Merdeka Belajar, sudah memiliki KOP (Komunitas Organisasi Pendidikan) yang konsepnya sama.
Indra Gunakan Analogi Gojek
Lebih lanjut, dalam memaparkan materi di ILC, Indra menegaskan dunia pendidikan Indonesia membutuhkan overhold.
Awalnya Indra mengaku berharap dengan keberadaan Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan.
Indra lantas menganalogikan dunia pendidikan yang tengah menghadapi polemik ini dengan sistem penggunaan aplikasi GoJek.