TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jenazah KH Hasyim Wahid (Gus Im) telah diberangkatkan menuju Pondok Pesantren Denanyar lewat jalur darat, Sabtu (1/8/2020) siang.
Almarhum dibawa menuju Denanyar menggunakan mobil jenazah bernomor polisi B 1377 TYC usai disalatkan di Masjid Jami Al Munawaroh Ciganjur, Jakarta Selatan.
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj mengatakan, NU kehilangan seorang tokoh dengan kepergian Gus Im yang juga adik kandung Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Gus Im dikenal Said sebagai pribadi berprinsip yang tidak mudah dilobi.
Baca: Muhadjir Effendy, KH Said Aqil Hingga Keluarga Gus Dur Hadir di Rumah Duka Almarhum Gus Im
"Beliau yang saya kenal seorang yang punya prinsip, tidak mudah dilobi, tidak mudah dinego, tegas sekali orangnya,” ungkap Said Aqil Siradj, Masjid Jami Al Munawaroh Ciganjur, Jakarta Selatan.
Para pelayat memadati halaman masjid saat jenazah Gus Im dijemput.
Pelayat melantunkan takbir ketika jenazah dibawa masuk, hingga pintu mobil jenazah ditutup.
Mobil jenazah kemudian berangkatkan menuju Pondok Pesantren Denanyar, Jombang, Jawa Timur sekira pukul 11:11 WIB.
KH Hasyim Wahid, adik bungsu Gus Dur meninggal dunia, Sabtu, pukul 04.18 WIB.
Ia menghembuskan nafas terakhirnya di RS Mayapada, Jakarta.
Kabar duka kepergian Gus Im diumumkan keponakannya, Irwan Wahid, putra KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah), dalam cuitannya di akun twitternya @ipangwahid.
Menurut Irfan, jenazah KH Hasyim Wahid akan disemayamkan di rumah duka di Ciganjur, Jakarta Selatan dan selanjutnya dimakamkan di Denanyar, Jombang, Jawa Timur.
KH Hasyim Wahid merupakan putra bungsu pasangan pahlawan nasional KH Abdul Wahid Hasyim dan Nyai Solichah.
Sosok yang akrab disapa Gus Im itu dikenal dekat bahkan menjadi mentor para aktivis, terutama dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU).
Adik Gus Dur ini tercatat pernah menjadi anggota dan pengurus PDI Perjuangan serta menjadi pejabat di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).