TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menyentil kinerja menteri-menterinya. Hal itu dikarenakan penyerapan anggaran Covid-19 oleh kementerian dan lembaga dinilai masih sangat minim yakni baru 20 persen yang terealisasi.
Terkait hal itu, pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Jakarta, Ujang Komarudin mengimbau agar Jokowi tidak hanya menyentil kinerja menterinya saja karena tak akan menyelesaikan masalah.
Baca: Jokowi Kembali Keluhkan Kinerja Menteri, Politikus PAN Tanya Reshuffle
Apalagi jika para menterinya tak mengetahui apa yang harus dilakukan untuk menangani pandemi Covid-19 hingga memiliki kecenderungan 'mbalelo' atau membangkang.
"Jokowi jangan hanya menyentil kinerja menteri terus menerus. Memang bagus-bagus saja jika sifatnya mengingatkan menterinya untuk bekerja lebih keras," ujar Ujang, ketika dihubungi Tribunnews.com, Kamis (6/8/2020).
"Namun sentilan tersebut tak akan menyelesaikan masalah jika para menterinya mbalelo, jika menterinya low prestasi, dan jika menterinya tak tahu apa yang harus dilakukannya di tengah pandemi," imbuhnya.
Menurut Ujang solusi yang bisa diambil dari masalah ini tak lain adalah me-reshuffle para menteri.
Terutama yang memiliki kinerja memble dan tak responsif terhadap kegelisahan rakyat.
Karena dia menilai Jokowi tak akan bisa menyelesaikan masalah tersebut ketika masalah berada pada akarnya yakni para menteri itu sendiri.
"Reshuffle adalah jalan terbaik. Jika tak ada reshuffle, maka Jokowi hanya akan bisa menyentil dan menyentil lagi tanpa bisa menyelesaikan akar masalahnya," ungkapnya.
"Akar masalahnya ya menterinya banyak yang berkinerja buruk, jadi ya ganti saja. Saat ini bukan lagi waktunya menyentil atau menegur. Waktunya untuk action mengganti menteri yang tak berprestasi atau berkinerja buruk," kata Ujang lagi.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review tersebut menilai waktu yang tepat untuk melakukan reshuffle pada saat satu tahun para menteri menjabat.
Adapun Ujang menyebut ada tujuh menteri yang menurutnya pantas untuk di-reshuffle oleh Jokowi dan digantikan sosok baru.
"Soal waktu reshuffle, lebih cepat lebih baik. Yang paling pas ketika satu tahun kinerja menteri di bulan Oktober. (Yang harus di-reshuffle) Menkes, Mendikbud, Mensos, Menkumham, Menakertrans, Menpar, dan Menko Perekonomian," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menyoroti penyerapan anggaran Covid-19 oleh kementerian dan lembaga yang dinilai masih sangat minim.