TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengusaha Mardigu Wowiek Prasantyo alias Bossman Sontoloyo menekankan langkah pemerintah menciptakan demand dengan menggelontorkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) belum cukup.
Dia menyebut create demand belum menjamin Indonesia keluar dari ancaman resesi ekonomi.
"Sayangnya yang digelontorkan untuk sektor konsumtif. Ini yang saya tidak setuju. Kalau digelontorkan untuk sektor produktif jadi menciptakan supply berbarengan dengan supply baru saya sangat setuju," tutur Mardigu dalam diskusi daring Melawan Resesi - Bagaimana Indonesia Bertahan dan Bangkit? pada Sabtu (15/8/2020).
Mardigu menegaskan dirinya belum melihat tanda-tanda pemerintah akan menggelontorkan dana untuk menciptakan supply.
Baca: Menko Luhut: Resesi Jangan Bikin Semua Pihak Pesimis
Baca: 10 Negara Terperosok ke Jurang Resesi, Terakhir Inggris
"Saran saya jika kita ingin keluar dari resesi adalah dengan men-create supply. Karena kalau hanya demand saja yang digenjot ekonomi tidak akan muter. Bagi saya yang penting muter," tukasnya.
Menurutnya kondisi ini menjadikan timbulnya perspektif pisau dua muka di mana perusahaan merugi serta pertumbuhan ekonomi negara mengalami kontraksi.
Mardigu menilai untuk menjadi sebuah negara berkembang naik turun dalam teori perdagangan adalah hal yang biasa terjadi.
"Kalau temen-temen pebisnis yang biasanya omzetnya Rp 1 miliar per tahun lalu turun 20 persen menjadi Rp800 juta adalah hal yang biasa," tukasnya.
Dia pun mengatakan tidak perlu takut jika Indonesia kembali mengalami pertumbuhan ekonomi minus lima persen bahkan sampai 30 persen seperti Singapura.
"Dalam dagang turun naik itu biasa. Yang penting turnover atau perputaran uang terus ada," pungkas Mardigu.