TRIBUNNEWS.COM, KANDANGAN - Kembali bertigas menjadi Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) untuk kedua kalinya saat pandemi membuat Asri Maulana , pelajar asal Kandangan Hulu Sungai Selatan Kalsel ini berjuang lebih keras.
Ya, bukan hal mudah untuk bisa bertugas saat menjadi Paskibraka di tengah Pandemi covid-19. Bagaimana kisah perjuangannya?
Jumlah Paskibrakan saat Hut ke 75 Kemerdekaan RI diketahui hanya delapan orang.
Itu artinya, tak semua putra putri tiap provinsi di negeri ini bisa dipanggil menjadi bagian dari sejarah upacara Kemerdekaan RI ke-75 di tengah ketatnya protokol kesehatan.
Itu pula yang membuat pasangan Akhmad Sya’bani-Sri Hartati terharu, bahagia dan bangga.
Begitu melihat surat panggilan dari Deputi Kemenpora untuk anaknya Muhammad Asri Maulana (17) yang masuk Diklat Paskibraka Nasional untuk kedua kalinya, mereka pun kaget.
Baca: Masih Pandemi Covid-19, HUT ke 75 Kemerdekaan RI Akan Catat Sejarah Baru, Serba Virtual
Baca: Bertepatan dengan HUT ke 75 Tahun Kemerdekaan RI, Hari Ini BI Bakal Rilis Uang Baru
“Kami langsung sujud syukur kepada Allah SWT. Asri tercatat dalam sejarah NKRI pernah bertugas dua kali berturut-turut di Istana Negara setelah terpilih 2019 lalu,” ungkap Sya'bani, ayah Asri kepada banjarmasinpost.co.id (Grup Tribunnews.com)
Diakui untuk waktu persiapan sejak pemberitahuan dari Jakarta, cukup sempit. Khususnya terkait berkas administrasi.
Selepas Iduladha lalu, Senin Asri melakukan swab di RS H Hasan Basry Kandangan, dan hasilnya negatif.
DI Jakarta, Asri yang tercatat sebagai siswa kelas XI jurusan IPA di SMAN 1 Kandangan itu kembali menjalani test Swab.
"Sebelum dikarantika di Cibubur, Asri sempat cerita total swab yang dia lakukan ada enam kali. Ini perjuangan luar biasa, karena ketatnya protokol kesehatan. Keseringan di swab, hidung Asri sempat berdarah. Kami jadi kasian, tapi Alhamdulillah hasilnya semuanya negatif. Asri dalam kondisi sehat,” tutur Sya,bani lagi.
Meski dengan protokol kesehatan yang ketat, kekhawatiran tetap menyelimuti kedua orang tua Asri.
Terutama saat di bandara, ayah Asri menyatakan khawatir terpapar saat di bandara.
Namun, kekhawatiran menjadi sirna, ketika semuanya dipasrahkan kepada Allah yang Maha Kuasa.