TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sinyalemen adanya unsur sabotase di balik terbakarnya Gedung Utama Kejaksaan Agung di Jalan Sultan Hasanuddin Dalam, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Sabtu (22/8/2020) malam, muncul belakangan ini.
Pengamat Intelijen dan Keamanan, Stanislaus Riyanta, berpendapat sinyalemen itu bisa saja mengarah ke sana.
"Kalau saya melihat seperti ini, agak janggal kalau ini tampak seperti kecelakaan biasa," ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Senin (24/8/2020).
Dia menyatakan demikian karena "Si Jago Merah" begitu cepat melahap nyaris seluruh bagian gedung utama.
Lalu, perangkat mitigasi seperti pendeteksi api (fire detector) dan pendeteksi asap (smoke detector) kebakaran tidak bekerja.
Baca: Komisi III DPR Berharap Kebakaran Gedung Kejaksaan Agung Tak Hambat Penuntasan Kasus Besar
"Kemungkinan sabotase itu bisa saja. Apalagi, ada indikasi terbakar dengan cepat, sangat besar, (perangkat) aspek-aspek pencegahan tidak berjalan," sambungnya.
Asumsi berikutnya, gedung "Korps Bhayangkara" telah beberapa kali terbakar, seperti pada 1979 dan 2003.
Yang terparah tahun 2000 saat Kejaksaan Agung memeriksa putra sulung Presiden kedua RI Soeharto, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto.
"Satu jam setelah Tommy Soeharto meninggalkan gedung, di situ ada bom. (Adanya) bom itu jelas disengaja," jelas Stanislaus.
Pertimbangan lainnya, banyak kasus-kasus besar dan disorot publik yang tengah diusut Kejagung.
Perkara dugaan korupsi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) serta dugaan suap terpidana kasus pengalihan hak tagih (cessie) Bank Bali, Joko Soegiarto Tjandra alias Djoko Tjandra dan melibatkan jaksa Pinangki Sirna Malasari, misalnya.
Meski demikian, dirinya menyerahkan seutuhnya kepada Polri untuk menginvestigasi penyebab kebakaran tersebut.
"Apakah ini disengaja atau tidak, menunggu (hasil pengusutan) polisi," kata dia.
Stanislaus pun meminta ritme Kejagung dalam mengusut kasus megakorupsi.
"Kalau perlu dipercepat supaya negara tidak kalah dengan orang-orang bermasalah," ujarnya.
Kantor utama Kejagung terbakar, Sabtu (22/8/2020), sekitar pukul 19.10 WIB.
Api baru bisa diatasi menjelang dini hari. Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengaku kaget melihat kebakaran besar di Gedung Kejaksaan Agung Republik Indonesia, Jakarta Selatan.
Menurut Mahfud, kebakaran tersebut sangat luar biasa karena kobaran api yang besar dan menghanguskan beberapa lantai.
Saking besarnya kobaran api,
Ia bahkan menduga kebakaran tersebut bukan berasal dari korsleting listrik.
"Ini kebakaran besar sekali saya kaget. Kalau listrik mungkin agak terbatas ininya, saya awam di bidang kebakaran tapi menurut saya ini seperti luar biasa sampai sekian lantai," ucap Mahfud dalam wawancara bersama Kompas.TV, Sabtu (22/8/2020) malam beberapa saat setelah kebakaran.