News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Unikama Gelar Webinar Nasional Kolaborasi Pentahelix untuk Sosialisasi Pembelajaran yang Terjangkau

Editor: Content Writer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) menggelar Webinar Nasional dengan tema “Kolaborasi Pentahelix untuk Mencari Solusi Pembelajaran yang Terjangkau”, Sabtu (29/8/2020).

“Masing-masing masih berjalan sendiri. Perguruan tinggi dengan pelaksanaan Tridharma, sedang dunia kerja dengan orientasi ekonomi dan produktivitas,” tuturnya.

Permendikbud Kampus Merdeka, menyebutkan bahwa mahasiswa bisa magang, praktik kerja, kegiatan penelitian, wirausaha, dilaksanakan dalam satu sementer dengan SKS besar.

“Kita perlu gotong royong antar pelaku pendidikan dengan penerima manfaat. Perlu kolaborasi pendidikan dengan industri,” pungkasnya.

Pendidik Jangan Tergantung Data, Prof Marsudi Wahyu Kisworo, mengatakan dalam pentahelix perlu prinsip kepercayaan, saling memahami, kelincahan menghadapi kondisi, pengetahuan, dan dukungan pemerintah.

“Dalam kondisi seperti ini, pulsa Rp 100.000 hanya bisa untuk 3 jam dipakai zoom. Jadi harus pandai-pandai memainkan situasi dan mencari solusi pembelajaran. Tidak semata-mata pembelajaran dengan internet,” terangnya.

Dijelaskan juga masing-masing unsur pentahelix memiliki tugas masing-masing yang harus dijalankan dengan baik. “Output pendidikan daring harus tetap menghasilkan kualitas yang tak kalah dengan tatap muka, lulusan harus tetap berkualitas,” ujarnya.

Marsudi juga menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat. Ini penting karena ia menemukan fakta menarik. Diceritakan, awal April banyak keluhan dari masyarakat bahwa pulsa mahal. Telkomsel lantas mengeluarkan paket data murah Rp 30.000 untuk 10 GB.

“Ternyata dari statistik yang terbaca di server Telkomsel sebagian penggunaan bukan untuk belajar, tapi untuk menonton Youtube, main game, nonton Netflix. Jadi perlu edukasi, teknologi untuk pembelajaran,” ujarnya.

Sementara itu Aris Junaedi menambahkan, bahwa Kemendikbud akan mengeluarkan program untuk menjangkau daerah yang tak terlayani internet. Yakni Program Kampus Mengajar 2020. Sekitar 2000 mahasiswa akan diberangkatkan mengajar di SD dan SMP yang tidak ada sinyal. “Ini kebijakan baru Kemendikbud dan akan dilaksanakan September ini,” terangnya.

Sedangkan Arief Suditomo menekankan kontribusi media menyajikan materi pembahasan yang produktif dan mencerahkan. Termasuk mengkritisi kebijakan bisa dilaksanakan dengan baik, mengetahui peluang penyimpangan, atau hal-hal yang jadi pelajaran buat masyarakat.

“Di masa pandemi, media bisa menjadi partner pemerintah untuk turut menyebarkan konten pembelajaran yang selama ini belum terjangkau dengan luas. Media-media lokal bisa membawa materi-materi pembelajaran selain pembelajaran daring dari sekolah,” tegasnya.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini