TRIBUNNEWS.COM - Prof. Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan resmi dilantik sebagai Rektor Universitas Tarumanagara (Untar) periode 2020-2024.
Upacara pelantikan tersebut digelar di Auditorium lantai 8, Gedung M, Kampus 1 Untar, Senin (31/8/2020).
Pelantikan tampak digelar dengan jumlah peserta terbatas serta memberlakukan protokol kesehatan di era pandemi Corona (Covid-19).
Baca: Naik Tiga Peringkat, Untar Peringkat ke 31 Perguruan Tinggi Terbaik Tahun 2020
Agustinus dilantik secara lansung oleh Ketua Pembina Yayasan Tarumanagara, Budiarsa Sastrawinata.
"Saya, Budiarsa Sastrawinata, selaku Ketua Pembina Yayasan Tarumanagara melantik saudara Prof. Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan sebagai Rektor Universitas Tarumanagara periode 2020-2024 beserta hak dan kewajiban yang melekat pada jabatan rektornya."
"Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan berkat dan rahmatnya sehingga saudara rektor dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan penuh kesungguhan dan kesuksesan. Terima kasih dan selamat bertugas," ucapnya, seperti yang dikutip Tribunnews.com dalam pelantikan yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube Universitas Tarumanagara, Senin.
Budiarsa kemudian menyerahkan SK pengangkatan serta menyematkan kalung jabatan rektor pada Agustinus.
Selanjutnya, acara pelantikan dilanjutkan dengan penandatanganan pakta integritas oleh Agustinus bersama Ketua Pengurus Yayasan Tarumanagara Dr. Gunardi S.H, M.H. dan Sekretaris Pengurus Yayasan Tarumanagara Dr. Ariawan Gunadi S.H, M.H. sebagai saksi.
Periode ini menjadi periode kedua Agustinus menjabat sebagai Rektor Untar.
Diketahui, sebelumnya Agustinus telah menjabat Rektor Untar periode 2016-2020.
Profil Agustinus Purna Irawan
Dilansir dari video yang ditayangkan dalam acara Pelantikan Rektor Untar, Agustinus Purna Irawan lahir pada 28 Agustus 1971 di Mataram, Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan.
Ia lahir dari keluarga sederhana, dengan orang tua yang berprofesi sebagai guru PNS.
Agustinus kecil menjalani kehidupan sederhana di kampungnya.
Ia memulai pendidikan dasar di SD Negeri 1 Sumber Sari, Kecamatan Sumberharta, Kabupaten Musi Rawas hingga kelas 4.
Agustinus kemudian meneruskan pendidikannya di SD dan SMP Xaverius Tugumulyo.
Agustinus lalu melanjutkan pendidikan SMA di SMA Xaverius Lubuklinggau, Sematera Selatan.
Sejak SMP, Agustinus bercita-cita menjadi doktor meskipun saat itu ia tidak tahu apa itu doktor.
Agustinus mengaku saat itu ia hanya mengetahui melalui televisi bahwa doktor pasti menjadi pejabat atau menteri.
Saat tamat SMA, Agustinus menjadi satu di antara lulusan terbaik di Kabupaten Musi Rawas.
Hal ini kemudian membawanya berhasil diterima pada Program Studi Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada (UGM) tanpa tes.
Berbekal modal seadanya, di tahun-tahun awal kuliah, Agustinus sempat memperoleh IPK 1,36.
Hal tersebut sangat memukul mental dan harapannya.
Baca: Rektor UNS Jamal Wiwoho Nilai Pandemi Covid-19 Tak Mengubah Deretan Prodi Favorit
Namun, dengan tekat kuatnya, Agustinus kemudian berhasil lulus di tahun 1995 dengan urutan ke-5 dari 100 orang angkatan 1990.
Sebelum lulus, Agustinus berhasil diterima di PT IPTN Bandung.
Kemudian, di tahun 1996, Agustinus pindah ke PT Indomobil Suzuki Internasional Roda 2 Divisi Service Development membawahi area servis Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Indonesia Timur.
Krisis yang melanda di tahun 1998 membuatnya putar halauan menjadi dosen dan kembali ingin mewujudkan cita-cita menjadi doktor.
Meskipun diterima di beberpa perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta, Agustinus memilih Untar sebagai tempatnya berkarir sebagai dosen.
Awalnya, Agustinus menjadi dosen tidak tetap di jurusan Teknik Mesin Untar.
Pada tahun 1999, Agustinus akhirnya diangkat sebagai dosen tetap Untar dengan jabatan akademik asisten ahli madya.
Baca: Rektor UNAIR Serahkan Laporan Akhir Uji Klinis Kombinasi Obat Anticovid-19 ke KSAD dan Sestama BIN
Agustinus kemudian mendapat banyak kesempatan untuk mengembangkan diri dengan mengikuti banyak pelatihan berbagai bidang dan penugasan.
Ia juga mendapat kesempatan melanjutkan S2 Teknik Mesin di Universitas Indonesia pada tahun 2001.
Agustinus pun berhasil menyelesaikan pendidikan S2-nya dalam waktu 19 bulan dengan IPK 4,00.
Ia dinobatkan sebagai lulusan terbaik Program S2 UI tahun 2003.
Di tahun 2004, Agustinus dipromosikan menjadi Sekretaris Jurusan Teknik Mesin.
Kesempatan yang didapatnya pun semakin membuatnya berkembang dan mampu terlibat di berbagai kegiatan fakultas dan universitas, khususnya bidang akademik, kemahasiswaan, promosi, dan penjaminan mutu.
Setelah sang ayah tercinta meninggal dunia di tahun 2006, untuk mengisi kegalauan hatinya, Agustinus meminta izin untuk melanjutkan S3 Teknik Mesin UI dengan biaya sendiri di tahun 2007.
Ia pun tak meninggalkan tugasnya sebagai sekretaris jurusan.
Meskipun perjuangannya yang tidak mudah, karena bersamaan dengan menjadi sekretaris jurusan, Agustinus berhasil menyelesaikan S3 pada tahuh 2010 dan menjadi lulusan tercepat.
Di tahun 2011, bersamaan membantu rektor Dr Kairi sebagai Staf Rektor Bidang Pengembangan Akademik, ia berhasil menjadi juara pertama pemilihan dosen berprestasi kompertis wilayah III Jakarta dan menjadi finalis pemilihan dosen berprestasi tingkat nasional.
Baca: Untar Sediakan Telekonseling Gratis untuk Tenaga Medis dan Keluarga
Selanjutnya, pada tahun 2012, Agustinus dipercaya menjadi Dekan Fakultas Teknik Untar atas dorongan Harianto yang saat itu menjabat Wakil Ketua Yayasan Tarumanagara.
Dari situ, mulailah Agustinus menyusun pengusulan menjadi profesor.
Akhirnya, pada 1 April 2014, di usia ke-42, ia berhasil memperoleh jabatan fungsional akademik profesor atau guru besar.
Didorong semangat membantu Untar memperoleh akreditasi institusi, Agustinus kemudian ikut serta dalam proses pemilihan rektor di tahun 2016.
Setelah melalui perjuangan panjang dan proses ketat, ia diangkat menjadi Rektor Untar periode 2016-2020.
Di tengah kesibukan sebagai rektor, Agustinus masih meluangkan waktu mengikuti perkuliahan di Program Studi Profesi Insinyur Fakultas Teknik UGM dan berhasil mendapat gelar Insinyur di tahun 2019.
Sebagai profesor, Agustinus juga aktif menuilis, meneliti, memberi pelatihan dan mengikuti berbagai kegiatan asosiasi profesi serta menjadi pengurus berbagai organisasi.
Kualifikasi yang diperoleh hingga saat ini di antaranya mendapatkan hibah dari Dikti, Ristek UI, kontes robot Indonesia, dan internal untar.
Agustinus telah menulis lebih dari 100 artikel ilmiah, jurnal, dan prosiding, menulis 5 buku ajar, mendapat 6 paten, memiliki 5 hak cipta, menginisiasi seminar nasional dan internasional.
Selama menjabat rektor sejak 2016, Agustinus telah meraih berbagai capaian yang meningkatkan kualitas Untar sebagai perguruan tinggi yang diakui di tingkat nasional maupun internasional.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)