Tidak sampai disitu, percobaan melarikan diri juga dilakukan saat tersangka hendak dibawa tim menggunakan mobil menuju ke Pelabuhan Halte Doom.
Di perjalanan tepatnya sebelum masjid Al Jihad, Ary mengklaim tersangka yang berada di kursi belakang juga sempat mencoba mengambil senpi salah satu anggota tim.
“Tim mengambil tindakan tegas terukur terhadap tersangka kemudian tersangka dibawa ke RS. Sele Be Solu untuk mendapatkan pengobatan,” jelasnya.
Usai dari RS, tersangka Riko dibawa kembali ke Mapolres Sorong Kota.
Menurut Ary, Riko tiba-tiba mengeluh pusing saat tengah dalam proses pemeriksaan.
Baca: Sembilan PSK di Lokalisasi Malanu Sorong Positif Covid-19
Baca: Jaksa Telisik Aliran Dana Wahyu Setiawan Terkait Seleksi Calon Komisioner KPU Papua Barat
Dia mengatakan penyidikan dihentikan dan Riko dikembalikan ke dalam sel tahanan.
Sementara itu, Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono menambahkan, Kapolda Papua Barat telah membuat tim yang dipimpin oleh Direskrimum Polda Papua Barat dan Kabid Propam Polda Papua Barat guna menyelidiki apakah ada kesalahan prosedur terhadap tindakan anggota.
“Apabila ada pelanggaran yang dilakukan anggota tentunya akan ditindak,” pungkasnya.
Amukan Edo Kondologit
Kabar meninggalnya Riko beredar setelah video kemarahan Edo Kondologit tersebar.
Dalam video yang viral di media sosial ini, Edo Kondologit terlihat murka. Ia mengaku sakit hati.
"Cukup sudah sandiwara di negeri ini, saya sudah sakit hati sekali ini, kita akan menuntut keadilan. Kita akan menuntut ke propam, polda, polsek semua," teriak Edo dalam video tersebut.
"Riko ini adalah korban dari sistem ya ambrol," lanjutnya.
Update, penjelasan Edo Kondologit klik di bawah ini ya
Baca: Edo Kondologit Ceritakan Kronologi Meninggalnya Sang Ipar di Tahanan, Sebut Ada Bekas Luka Tembak