News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Lawan Covid-19, Airlangga Hartarto: Pemerintah Targetkan Vaksinasi 1 Juta Orang per Hari

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto saat wawancara khusus dengan Tribun Network di Kantor Tribun Network, Jakarta Pusat, Selasa (1/9/2020). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Kelapa sawit, demand-nya masih tinggi, harganya masih bagus. Kalau kita lihat di sektor pertambangan, Sulawesi Tengah pertumbuhannya0,25 karena dia masih bisa dijaga oleh industri nikel, komoditas yang tidak jatuh.

Perlu diketahui di masa pandemi Covid-19 terjadikrisis kesehatan. Krisis kesehatan terkait sumber daya manusia. Akibatnya yang terdampak adalah human capital kita.

Untuk menyelesaikan krisis kesehatan, yang perlu didorong yaitu pelayanan kesehatan. Selain itu juga ketersediaan vaksin dan perencanaan untuk imunisasi (vaksinasi) massal. Program imunisasi kami targetkan 1 juta per hari pada 2021.

Berapa jumlah warga yang perlu mendapat vaksin?

Secara teknis 2/3 dari jumlah penduduk, sekira 180 juta warga. Tetapi karena harus dilakukan dua kali vaksinasi, jumlahnya jadi 360 juta.

Targetnya kapan 180 juta warga itu divaksinasi?

Tentu terkait dengan kesediaan produksi. Ketersediaan vaksin hingga akhir 2020 diperkirakan 30 juta. Vaksin ini bahannya kita dapatkan dari luar, kemudian dimanufaktur di PT Biofarma (Bandung). Bahannya berasal dari Sinovac (sebuah perusahaan di China).

Apa bedanya resesi ekonomi dan krisis ekonomi?

Pada saat ini ada 215 negara yang mengalami resesi ekonomi (pertumbuhan ekonominya minus).
Risiko krisis kesehatan bisa menjadi krisis ekonomi tetapi dimulai dari resesi dulu. Nah resesi itu yang sekarang dihadapi 215 negara.

Khusus Indonesia kita lihat dari pertumbuhan ekonomi selama satu tahun (year on year). Sampai Desember 2020, target pertumbuhan kita positif di 0,2 persen atau 0,25 persen atau bahkan 0.
Pada Q1 2020 Indonesia masih positif padahal negara lain sudah negatif. Pada saat kita minus 5,3 persen, ternyata negara lain lebih dalam lagi. India minus 20 persen, sedang Singapura minus 12.

Apa yang membuat Indonesia hanya minus satu digit?

Nah itu bedanya lockdown dan PSBB. Saat PSBB kita membuka 12 sektor, termasuk sektor industri. Sedangkan lockdown semua berhenti.

Kita on the track pada saat memberlakukan PSBB yang berbasis regional, tidak pukul rata. Kawasan industri di Bekasi-Karawang-Purwakarta kan relatif aman, karena dari awal sudah menjalankan protokol kesehatan.

Selain tidak melakukan lockdown, faktor apalagi yang membuat Indonesia kondisi ekonomi tidak separah negara lain?

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini