Yudo mengatakan kekuatan armada kapal perang, pasukan Marinir, pesawat udara, dan pangkalan yang terinitegrasi dalam Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) merupakan keunggulan khas yang dimiliki TNI AL.
SSAT, kata Yudo, juga merupakan pilar pendukung interoperabilitas trimatra terpadu TNI.
Sekalipun memiliki peran dan fungsi serta kekhasan masing-masing, kata Yudo, seluruh SSAT merupakan satu kesatuan yang utuh dalam melaksanakan tugas pertahanan dan keamanan di laut.
"Sejak kelahirannya pada 10 September 1945 hingga saat ini TNI Angkatan Laut telah memberikan bukti nyata sebagai penyangga utama pertahanan di laut dalam bentuk kehadiran dan pengabdiannya guna mewujudkan kedaulatan laut nusantara serta mengawal keutuhan NKRI sebagai jaminan negara terhadap keselamatan dan kelangsungan hidup bangsa," kata Yudo dalam tayangan Upacara HUT Ke-75 TNI AL di kanal Youtube resmi TNI AL pada Kamis (10/9/2020).
Selaras dengan doktrin Jalasveva Jayamahe, kata Yudo, kekuatan TNI Angkatan Laut memiliki karakter yang dipengaruhi oleh medan tugasnya di laut serta karakteristik kekuatan dan kemampuan armada tempurnya.
Salah satu karakter kekuatan Angkatan Laut, kata Yudo, adalah kekuatan militer yang selalu siap diiperasionalkan atau ready force.
Yudo mengatakan hal tersebut diwujudkan dalam bentuk kehadiran di laut, baik pada saat situasi damai, masa krisis, hingga masa perang dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI serta melindungi kepentingan nasional Indonesia dari segala ancaman dan gangguan.
Dihadapkan pada ancaman dan tantangan yang dihadapi bangsa saat ini, kata Yudo, navy person memiliki makna yang luas yakni kehadiran angkatan laut yang siap dan mampu menjadi jawaban terhadap segala ancaman, gangguan, dan tantangan nyata yang dihadapi bangsa Indonesia.
Yudo menjelaskan, sejarah telah mencatat, TNI AL telah di antaranya telah berkiprah ketika Indonesia mengembalikan Irian Barat ke pangkuan ibu pertiwi dalam operasi Trikora.
"Ketika negara lain mempermasalahkan batas wilayah maritim kita, Angkatan Laut hadir mengamankan setiap batas maritim dan pulau terluar. Ketika KM Sinar Kudus dibajak di Somalia, Angkatan Laut juga hadir membebaskan sandera. Ketika penyebaran narkotika makin marak, Angkatan Laut juga hadir menggagalkan penyelundupan sabu di kapal Sunrise Glory," kata Yudo.
Selain itu ketika negara dilanda covid-19, kata Yudo, Angkatan Laut juga hadir bersama kekuatan nasional lainnya dalam mengatasi pandemi covid-19.
Oleh karena itu, kata Yudo, dengan semangat Jalasveva Jayamahe, TNI AL berkomitmen membangun kekuatan Angkatan Laut yang siap dioperasionalkan, sehingga Angkatan Laut mampu hadir kapan pun dan di mana pun negara dan rakyat membutuhkan.
"Inilah bukti, inilah jawaban, dan inilah amanah bangsa dan negara bagi kita prajurit samudera. Ketika kepentingan nasional dan negara terancam, angkatan laut selalu menjadi jawaban, ketika ibu pertiwi memanggil, Angkatan Laut selalu hadir," kata Yudo.
Perwira yang bertindak sebagai Komandan Upacara tersebut adalah Kolonel Laut (S) Anggun Nan Tungga.