Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengingatkan agar semua pihak harus memahami arti penting nasionalisme di negara yang majemuk seperti Indonesia.
"Karena itu, para pendiri negara ini bersepakat untuk mendirikan sebuah negara yang mengakomodasi dan menjamin kemajemukan tersebut.
Itulah sebabnya mengapa bentuk negara kita adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika," kata Ma'ruf dalam sambutannya di acara Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru Universitas Islam Nusantara (UNINUS) Tahun Akademik 2020/2021 via virtual, Selasa, (15/9/2020).
Baca: WHO Khawatir Nasionalisme Vaksin Menghambat Penghentian Penyebaran Covid-19
Ma'ruf menyebut bahwa NKRI asalah sebuah kesepakatan para pendiri bangsa, dengan pancasila sebagai dasarnya.
"Oleh sebab itu, bagi saya, Pancasila dan NKRI adalah al miitsaaq al wathani, kesepakatan nasional yang harus kita jaga," katanya.
Sehingga, menurut Ma'ruf, tidak boleh siapa pun membawa sistem lain selain NKRI tersebut.
Baca: VIRAL Temukan Surat Bersih Diri dari G30S PKI Jadi Bungkus Bawang, Tertulis Tahun 1968
"Jangan ada yang membawa pikiran-pikiran di luar NKRI, karena NKRI sudah final," katanya
Kepada Mahasiswa UNINUS, Ma'ruf berpesan bahwa mahasiswa harus menjadi sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Hal itu karena pemerintah memfokuskan program prioritas pada pembangunan SDM unggul.
"Di berbagai kesempatan saya selalu menyampaikan bahwa SDM unggul adalah SDM yang sehat, cerdas, memiliki produktivitas tinggi, produktif dalam menghasilkan sesuatu yang manfaat dan maslahat, memiliki semangat untuk berkompetisi, cinta tanah air, dan berakhlak mulia, ber-akhlakul karimah," katanya.
Kriteria SDM unggul yang disampaikan Ma'ruf di atas erat kaitannya dengan identitas sebagai warga Indonesia atau nasionalisme.
"Saya mengharapkan anda semua dapat mewujudkan semangat nasionalisme tersebut sehingga sekalipun kita memiliki keunggulan kompetitif secara global kita selayaknya tetap berpijak pada ideologi dan kearifan lokal," pungkasnya.