News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

China Vs Amerika

Jubir Menhan: RI Tak Akan Terlibat Aliansi Militer dengan Pihak yang Berkonflik di LCS

Penulis: Gita Irawan
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapal-kapal Amerika Serikat di perairan Laut China Selatan, berdekatan dengan teluk Filipina.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengungkapkan komunikasi yang dilakukan Prabowo dengan pihak yang saat ini sedang berkonflik di Laut China Selatan (LCS) yakni China dengan Amerika Serikat.

Pemerintah Indonesia, kata Dahnil, tidak memiliki pakta pertahanan dengan negara manapun.

Kementerian Pertahanan, kata Dahnil, selalu mengajak perdamaian kepada kedua belah pihak yang sedang berkonflik sebagaimana politik bebas aktif yang dianut Indonesia.

Selain itu, kata Dahnil, Kementerian Pertahanan juga selalu mendorong Zone Of Peace, Freedom, And Neutrality (ZOPFAN) di kawasan ASEAN.

Baca: Respons Rahayu Saraswati Ditunjuk Prabowo Jadi Wakil Ketua Umum Partai Gerindra

Kementerian Pertahanan juga, kata Dahnil, selalu berupaya menegaskan sikap tersebut dalam komunikasi yang dilakukan kepada para pihak yang berkonflik di LCS.

"Termasuk ketika Menhan Tiongkok (China) datang ke Indonesia bertemu dengan Pak Prabowo. Sikap Pak Prabowo sama dan itu dipahami oleh China. Dan Amerika juga paham betul sikap kita tersebut. Jadi dalam kondisi apapun, Indonesia tidak akan terlibat dalam aliansi-aliansi militer dan konflik di Laut China Selatan," kata Dahnil pada siaran langsung Instagram Pinter Politik pada Selasa (15/9/2020).

Selain itu, kata Dahnil, Prabowo juga terus mendorong diplomasi dan menjalin komunikasi dengan Menteri Pertahanan di seluruh dunia.

Baca: Ungkapan Rahayu Saraswati Keponakan Prabowo Subianto setelah Ditunjuk Jadi Waketum Gerindra

Tujuannya agar negara lain memahami sikap politik internasional Indonesia yang bebas aktif.

"Jadi yang jelas kita tidak akan mungkin mau diseret-seret apalagi jadi battle ground konflik kedua negara tersebut seperti negara-negara lain, termasuk kita, tentu tidak akan bersedia jadi proxy negara manapun," kata Dahnil.

Dalam kesempatan itu Dahnil juga menjelaskan perbedaan antara LCS dengan Laut Natuna Utara karena menurutnya masih banyak warganet yang tidak memahami perbedaan keduanya.

Baca: Keponakan Prabowo Subianto Masuk Jajaran Wakil Ketua Umum Gerindra

Dahnil menjelaskan LCS merupakan wilayah perairan luas yang melingkupi banyak negara antara lain Malaysia, Vietnam, dan Filipina.

Sementara itu, Laut Natuna Utara adalah wilayah perairan yang masuk ke dalam Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI).

Laut Natuna Utara, kata Dahnil, tidak masuk dalam persengkataan LCS yang belakangan ini memanas.

"Sedangkan nomenklatur yang kita gunakan untuk menunjukan kedaulatan kita, Laut Natuna Utara itu masuk di ZEE kita. Dan itu alhamdulillah tidak masuk dalam persengketaan yang terjadi di LCS. Makanya nomenklatur yang sering saya gunakan untuk menyebut konflik yang sedang terjadi panas di LCS itu berbeda dengan ZEE kita," kata Dahnil

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini