News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ahok di Pertamina

Pro & Kontra Kritik Ahok ke Pertamina: Erick Thohir Disebut Tak Ingin Buru-buru, Pengamat?

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Basuki Tjahaja Purnama (BTP) di acara Peluncuran Buku 'Panggil Saya BTP' di Gedung Tempo, Palmerah, Jakarta Barat, Senin (17/2/2020).

Menurut Ferdy, pernyataan Ahok dapat digunakan sebagai momentum pembenahan internal Kementerian. Harapannya, kepentingan politik dapat dipisahkan dari pelaksanaan bisnis perusahaan-perusahaan milik negara.

"Harus dilihat sebagai kritikan agar Menteri BUMN jangan campur adukan urusan politik dengan pemilihan direksi-direksi di perusahaan-perusahaan BUMN," katanya.

Dengan ada pemisahan antara profesionalitas dan kepentingan politik, diharapkan BUMN dapat meningkatkan keuntungannya.

"BUMN harus profesional agar menjalankan tugas corporate mencari profit dan menghasilkan laba dan kelak bisa memberi dividen kepada negara," ucapnya.

Sebelumnya, Ahok menilai ratusan BUMN yang ada saat ini lebih baik dikelola dengan benar-benar profesional dan jauh dari kepentingan politis.

Indonesia bisa meniru apa yang dilakukan Pemerintah Singapura dengan membentuk Temasek.

"Harusnya Kementerian BUMN dibubarkan. Kita membangun semacam Temasek, semacam Indonesia Incorporation," ucap Ahok, dikutip dari tayangan yang diunggah akun YouTube POIN dan dilihat pada Rabu (16/9/2020).

Jangan Buru-buru

Artikel lain Kompas.com menuliskan, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga buka suara terkait pernyataan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok terkait pembubaran Kementerian BUMN dan pembentukan superholding.

Menurut Arya, pembentukan superholding merupakan ide yang sudah lama diungkapkan. Bahkan, sejak mantan Menteri BUMN Rini Soemarno.

“Soal ide mengenai super holding, ini kan ide lama sekali, periode sebelumnya pun sudah ada ide ini, tapi kita di Kementerian melihat bahwa saat ini yang sangat penting ialah bagaimana memastikan antar BUMN itu bisa saling inline,” ujar Arya, Rabu (16/9/2020).

Arya menjelaskan, saat ini Menteri BUMN Erick Thohir tak ingin terburu-buru dalam membentuk superholding.

Erick, kata Arya, lebih memilih membentuk klaster-klaster atau subholding perusahaan plat merah.

“Jadi kita uji semua, kita jangan buru-buru mau (bentuk) superholding, itu ide besar memang, tapi kita lihat dulu apakah ini efektif enggak. Sekarang ini kan masih sendiri-sendiri nih, jadi masih jauh pemikiran mengenai super holding masih jauh sekali,” kata Arya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini