News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sidang Majelis Umum PBB

Pertama Kali Pidato di Sidang Umum PBB, Jokowi Pakai Bahasa Indonesia

Penulis: Sri Juliati
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Untuk pertama kali, Presiden Jokowi berpidato di Sidang Majelis Umum ke-75 PBB. Ia memakai bahasa Indonesia dalam pidatonya.

Jelang akhir pidato, Jokowi menyerukan akses setara terhadap vaksin yang aman dan dengan harga terjangkau dalam penanganan Covid-19.

Baca: Pidato Perdana di Sidang Umum PBB, Jokowi Singgung Adanya Rivalitas Negara di Tengah Pandemi

Baca: Pidato di Sidang PBB, Jokowi Serukan soal Akses yang Setara terhadap Vaksin Virus Corona

Berikut Transkrip Pidato Presiden pada Sidang Majelis Umum ke-75 PBB:

Yang Mulia Presiden Majelis Umum PBB,
Yang Mulia Sekretaris Jenderal PBB,
Yang Mulia Para Pemimpin Negara Anggota PBB

Tahun ini, genap 75 tahun usia PBB. 75 tahun yang lalu PBB dibentuk agar perang besar, Perang Dunia II, tidak terulang kembali. 75 tahun yang lalu PBB dibentuk agar dunia bisa lebih damai, stabil, dan sejahtera. Karena perang tidak akan menguntungkan siapapun.

Tidak ada artinya sebuah kemenangan dirayakan di tengah kehancuran. Tidak ada artinya menjadi kekuatan ekonomi terbesar di tengah dunia yang tenggelam.

Pimpinan Sidang yang terhormat,
Di usia PBB yang ke-75 ini, kita patut bertanya, apakah dunia yang kita impikan tersebut sudah tercapai? Saya kira jawaban kita akan sama, Belum.

Konflik masih terjadi di berbagai belahan dunia. Kemiskinan dan bahkan kelaparan masih terus dirasakan.

Prinsip-prinsip Piagam PBB dan hukum internasional kerap tidak diindahkan, termasuk penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah.

Kita semua prihatin melihat situasi ini. Keprihatinan kita menjadi semakin besar di saat pandemi covid-19 ini.

Di saat seharusnya kita semua bersatu padu, bekerja sama melawan pandemi yang justru kita lihat adalah masih terjadinya perpecahan dan rivalitas yang semakin menajam.

Padahal kita seharusnya bersatu padu, selalu menggunakan pendekatan win-win, pola hubungan antar negara yang saling menguntungkan.

Kita tahu dampak pandemi ini sangat luar biasa, baik dari sisi kesehatan, maupun sosial ekonomi. Kita juga paham virus ini tidak mengenal batas negara. No one is safe until everyone is.

Jika perpecahan dan rivalitas terus terjadi, maka saya khawatir pijakan bagi stabilitas dan perdamaian yang lestari akan goyah atau bahkan akan sirna. Dunia yang damai, stabil dan sejahtera semakin sulit diwujudkan.

Yang Mulia
Tahun ini Indonesia juga merayakan kemerdekaan yang ke-75 tahun. Sudah menjadi tekad kami, Indonesia terus berkontribusi bagi perdamaian dunia sesuai amanah konstitusi.

Indonesia akan terus memainkan peran sebagai bridge builder, sebagai bagian dari solusi.

Secara konsisten, komitmen ini terus dijalankan Indonesia, termasuk saat Indonesia duduk sebagai anggota Dewan Keamanan PBB. Spirit kerja sama akan selalu dikedepankan Indonesia, spirit yang menguntungkan semua pihak tanpa meninggalkan satu negara pun. No one, no country should be left behind.

Persamaan derajat inilah yang ditekankan oleh Bapak Bangsa Indonesia Soekarno (Bung Karno) saat Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955 yang menghasilkan Dasa Sila Bandung.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini