Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pusat Polisi Militer TNI Angkatan Darat (Puspomad) masih mencari oknum TNI tersangka pelaku yang membawa pistol air soft gun pada saat insiden perusakan dan penganiayaan yang diduga dilakukam sekelompok oknum TNI di Ciracas dan sekitarnya pada Sabtu (29/8/2020) dini hari lalu.
Namun demikian, Komandan Puspomad Letjen TNI Dodik Widjanarko mengatakan telah memiliki rekaman gambar CCTV tersangka yang memegang pistol air soft gun tersebut.
Saat ini, kata Dodik, pihaknya masih menelusuri identitas tersangka pelaku tersebut.
Hal tersebut disampaikan Dodik saat konferensi pers di Markas Puspomad Jakarta Pusat pada Rabu (23/9/2020).
"Jadi oleh sebab itu proses penyidikan kita belum selesai. Kita selalu membuka ruang siapa saja yang ingin memberikan informasi baik dalam bentuk gambar, keterangan, untuk menuntaskan itu. Karena sampai hari ini kami masih mencari," kata Dodik.
Ia berjanji akan mengumumkan siapa tersangka yang membawa air soft gun tersebut dalam insiden Ciracas.
"Kalau sudah tuntas pasti akan saya sampaikan siapa yang membawa pistol airsoft gun itu dan yang menembak itu. Nanti akan kita sampaikan kalau sudah ketemu siapa tersangkanya dan alat buktinya," kata Dodik.
Sementara itu, anggota Polri korban insiden perusakan dan penganiayaan yang diduga dilakukan oleh sekelompok oknum TNI di Ciracas dan sekitarnya pada Sabtu (29/6/2020) dini hari lalu, Bripka Tukin, akan melaksanakan operasi pengambilan dua gotri di wajahnya di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto dalam waktu dekat.
Kepala RSPAD Gatot Soebroto Letjen TNI dr Bambang Dwi Hasto mengatakan rencananya timnya akan melaksanakan operasi tersebut pada Jumat (25/9/2020) mendatang.
Bambang mengatakan dalam operasi tersebut timnya akan menggunakan alat endoskopi dan teknologi khusus karena letaknya berada di sekitar wajah.
Hal itu disampaikan Bambang saat konferensi pers di Markas Pusat Polisi Militer TNI AD Jakarta Pusat pada Rabu (23/9/2020).
"Direncakan operasi pengambilan benda asing ini nanti dilaksanakan tanggal 25 September dengan menggunakan teknologi FES menggunakan alat endoskopi karena lokasinya ada di dinding belakang maksila dan dinding belakang etmoid sehingga memerlukan alat khsusus untuk pasien ini untuk pengambilan gotrinya," kata Bambang.
Berdasarkan catatan, dua gotri tersebut telah bersarang di wajah Bripka Tukin hampir selama satu bulan sejak insiden di Ciracas pada Sabtu (29/8/2020) hingga hari ini Rabu (23/9/2020).
Bripka Tukin sendiri, kata Bambang, sampai hari ini telah dirawat di RSPAD selama 26 hari.
Bambang menjelaskan, operasi baru bisa dilaksanakan pada Jumat pekan ini karena untuk menunggu kondisi matanya stabil setelah melakukan operasi pembenahan lapisan retina yang terlepas pada 2 September 2020 lalu.
"Cuma masalahnya setelah operasi mata ini pasien harus tengkurap selama tiga minggu. Jadi baru mulai kemarin pasien boleh duduk, sehingga pagi ini pasien direncanakan CT scan untuk persiapan pengambilan gotri," kata Bambang.
Bambang menjelaskan pagi ini Bripka Tukin dalam keadaan sadar penuh meski jarak pandangnya belum sempurna.
"Mohon doanya semoga kegiatan pengambilan gotrinya dilaksanakan lancar, aman, dan sesuai rencana," kata Bambang.
Sudah 66 Oknum Anggota TNI Ditetapkan Tersangka
Hingga hari ini Rabu (23/9/2020), sebanyak 66 oknum TNI dari tiga matra TNI telah ditetapkan tersangka dalam insiden perusakan dan penganiayaan yang diduga dilakukan oleh sekelompok oknum TNI pada Sabtu (29/8/2020) dini hari lalu.
Komandan Pusat Polisi Militer TNI Mayjen TNI Eddy Rate Muis mengatakan dari 66 oknum TNI tersebut 58 di antaranya dari oknum TNI Angkatan Darat (AD), tujuh oknum TNI Angkatan Laut (AL), dan satu orang oknum TNI Angkatan Udara (AU).
Jumlah tersangka tersebut tercatat bertambah satu orang sejak sepekan sebelumnya.
Selain itu, Eddy mengatakan total sebanyak 125 oknum TNI dari tiga matra TNI telah diperiksa terkait peristiwa tersebut.
Baca: Total Ganti Rugi yang Sudah Diberikan TNI AD ke Korban Insiden Ciracas Capai Rp 778 Juta
Dari 125 oknum TNI tersebut 95 di antaranya merupakan oknum TNI AD, 11 orang dari oknum TNI AL, dan 19 oknum TNI AU.
Hal tersebut disampaikan Eddy dalam konferensi pers di Markas Pusat Polisi Militer TNI AD di Jakarta Pusat pada Rabu (23/9/2020) lalu.
"Secara umum sampai dengan saat ini oknum prajurit yang sudah diperiksa berjumlah 125 orang dari AD, AL, dan AU. Kemudian sudah ditetapkan sebagai tersangka sebanyak 66 orang dengan perincian dari oknum prajurit TNI AD 58 orang, kemudian dari oknum prajurit AL tujuh orang dan dari oknum prajurit AU satu orang," ungkap Eddy.
Baca: Prada MI Akui Sebar Hoax yang Diduga Picu Insiden Ciracas
Eddy memastikan penyelidikan dan penyidikan terkait kasus tersebut masih berjalan.
Sejumlah bukti yang telah ditemukan terkait kasus ini antara lain rekaman CCTV, foto, dan data ponsel milik tersangka.
"Selanjutnya Puspom TNI berserta Puspom angkatan melakukan lanjutan pemeriksaan dalam rangka penyelidikan dan penyidikan kasus Ciracas dengan mendalami ataupun mengungkap tersangka lainnya yang belum terungkap seperti yang tertera di dalam beberapa bukti-bukti yang kita miliki," ungkap Eddy.
"Kami punya ada rekaman kemudian ada foto kemudian ada data HP. Kami berusaha bekerja bersama sama dengan instansi terkait lainnya untuk mengungkap siapa saja yang terbukti, " sambungnya.
Baca: Dari 57 Oknum TNI AD Tersangka Insiden Ciracas, 21 di Antaranya Bertugas Sebagai Pengemudi
Komandan Pusat Polisi Militer TNI AD Letjen TNI Dodik Widjanarko mengatakan masih melakukan pendalaman terhadap beberapa oknum TNI lain yang diduga terlibat dalam kasus tersebut.
"Kami telah melakukan pemeriksaan terhadap masing-masing tersangka yang terlibat dengan saksi-saksinya dan alat buktinya dalam rangka untuk menata dan melengkapi berkas perkara nantinya. Penyelidikan masih terus berjalan sampai perkaranya semua selesai, tuntas dan berkas perkara dilimpahkan ke oditur militer," kata Dodik.
Ia minta seluruh masyarakat yang memiliki informasi terkait kejadian tersebut untuk menyampaikannya kepada pihak Puspom TNI AD.
Dodik mengatakan informasi tersebut diperlukan untuk menuntaskan kasus tersebut.
"Sekali lagi kami minta kepada seluruh masyarakat yang masih ada informasi yang tersimpan sampaikan kepada saya atau kepada tim untuk membantu menuntaskan segala sesuatunya terhadap oknum yang terlibat perusakan Polsek Ciracas dan sekitarnya," kata Dodik.