Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan Indonesia akan memasuki zona resesi di Kuartal III -2020.
Hal ini menyusul pembaruan proyeksi perekonomian Indonesia yang menjadi minus 1,7 persen sampai minus 0,6 persen.
Terkait hal itu, Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas mengatakan yang lebih penting daripada membicarakan resesi adalah bagaimana solusi agar Indonesia bisa keluar dari keadaan ini.
Baca: Resesi di Depan Mata, Ekonom: Bakal Picu Gelombang Besar PHK hingga Daya Beli Menurun
"Mendengar penjelasan dari Menteri Keuangan Sri Mulyani maka Indonesia sudah bisa disimpulkan dan dipastikan akan memasuki resesi ekonomi, karena selama dua quartal berturut-turut pertumbuhan ekonominya masih minus," ujar Anwar, kepada Tribunnews.com, Kamis (24/9/2020).
"Oleh karena itu yang lebih penting dibicarakan oleh bangsa ini sekarang bukanlah tentang resesi tersebut, tapi bagaimana kita bisa secepatnya keluar dari keadaan yang tidak kita inginkan ini," imbuhnya.
Anwar menilai ke depan semua pihak harus bekerja lebih keras dan melakukan langkah perbaikan. Menurutnya ada sejumlah solusi yang bisa dilakukan masyarakat sehingga bisa keluar dari keadaan ini.
Pertama, persatuan dan kesatuan diantara warga bangsa dan pemerintah jelas sangat diperlukan terutama dalam menghadapi Covid-19 yang telah menyebabkan negeri ini dan banyak negara di dunia mengalami krisis.
"Kita harus usahakan dengan sekuat tenaga penyebaran virus ini bisa berhenti atau menurun secara signifikan agar masyarakat tidak lagi takut keluar rumah dan bisa bekerja dengan baik dan tenang dengan rasa aman yang tinggi," kata dia.
Kedua, Anwar mengajak semua pihak harus bisa meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan agar tercipta stabilitas nasional yang tinggi, sehingga para investor tidak ragu-ragu untuk berinvestasi di negeri ini.
Ketiga, dia meminta supaya masyarakat lapis menengah dan atas tidak menahan dirinya secara ketat untuk berbelanja. Karena menurutnya hal itu jelas akan sangat berdampak kepada meningkatnya jumlah uang beredar dan permintaan dalam skala nasional secara aggregat.
"Dengan begitu, kurva suply and demand akan bisa bergerak secara dinamis sehingga bisa mendorong bagi meningkatnya kembali produk domestik bruto yang itu tentu jelas sangat-sangat kita harapkan," jelasnya.
Keempat, pemerintah hendaknya tetap masih bisa memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat lapis bawah agar ekonomi lapis bawah tetap bisa menggeliat dan kesejahteraan mereka tetap bisa terjaga serta terpelihara.
Kelima, Anwar mengharapkan pemerintah tetap dapat meningkatkan belanjanya terutama untuk hal yang benar-benar berdampak terhadap meningkatnya jumlah uang yang beredar di tengah masyarakat. Imbas dari hal ini diharapkan akan besar terhadap kehidupan ekonomi nasional secara keseluruhan.
Kemudian keenam, dia mengimbau orang kaya menunaikan dan memperbanyak zakat infak dan sedekahnya terutama untuk para mustahik yang ada disekitar tempat tinggal mereka.
Diharapkan hal itu membuat kemampuan dan daya beli masyarakat lapis bawah terutama yang ada di sekitar tempat tinggal muzakki akan meningkat, sehingga kerawanan-kerawan sosial bisa dihindarkan.
"Ketujuh, supaya pemerintah memberikan dukungan penuh kepada dunia usaha terutama kepada UMKM agar mereka tetap dapat berusaha dan memenuhi permintaan pasar atau masyarakat dengan cara yang benar-benar terjamin keamanan dan hygienitasnya," kata Anwar.
"Kedelapan, menghimbau seluruh warga masyarakat untuk mencintai dan membeli produk2 dalam negeri karena dengan itu berarti kita telah membantu masyarakat dan bangsa kita sendiri," tandasnya.