Tujuannya ialah melancarkan aksi pemberontakan di seluruh nusantara kepada pendudukan Belanda.
Rencana itu lantas harus disampaikan kepada wakil Komunis Internasional (Komintern) yang berada di Singapura.
PKI lantas mengirim Alimin dan Musso ke Singapura.
Komintern di Singapura menindaklanjuti rencana pemberontakan tersebut dengan memberangkatkan keduanya ke Moskow, Uni Soviet.
Rupanya Musso dan Alimin langsung dihadapkan kepada pemimpin besar Komunis, yakni Stalin ketika di Moskow.
Musso dan Alimin
Mereka berdua menerima mandat dari Stalin agar rencana pemberontakan dibatalkan dulu saja serta mengubah cara kerja PKI menjadi bawah tanah dengan menyebarkan propaganda kepada Belanda.
Tapi Musso nekat, sekembalinya ke tanah air ia melancarkan pemberontakan kepada Belanda di Batavia dan Sumatera Barat.
Karena persiapan kurang matang, pemberontakan tersebut langsung ditumpas dan Belanda melarang adanya PKI lagi di Nusantara.
Musso dan Alimin ditangkap Belanda dan dipenjara.
Setelah keluar penjara Musso pergi ke Moskow tahun 1935
walaupun sempat kembali ke tanah air tapi diusir dan balik lagi ke Uni Soviet tahun 1936.
Hingga tanggal 11 Agustus 1948 Musso kembali ke Indonesia lewat Yogyakarta.
Namun, Musso kembali ke tanah air untuk melakukan pemberontakan lagi dengan para militan PKI di Madiun pada 18 September 1948.
Baca: Fakta tentang Film G30S/PKI: Tak Wajib Ditayangkan Sejak 1998 hingga Polemik DN Aidit Merokok