Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus penembakan di Intan Jaya langsung bekerja di dua lokasi yakni Jayapura dan Timika Papua.
Kedua tim tersebut tiba di Papua Rabu (7/10/2020) kemarin.
Setibanya di lokasi tim melakukan sejumlah pertemuan dengan pihak terkait dan berdialog dengan sejumlah pihak yang netral.
Baca: Anggota Komisi I DPR Desak Pemerintah Hentikan Konflik di Intan Jaya Papua
Rombongan pertama tiba di bandara Mozes Kilangin Timika yakni lokasi yang terdekat dengan Intan Jaya.
Rombongan tersebut terdiri dari tokoh masyarakat, agama, adat, tokoh kampus, Kepolisian, TNI, Badan Intelijen Negara (BIN), serta Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
Dari kalangan tokoh agama di antaranya Pendeta Henok Bagau yang warga asli Intan Jaya, Jhony Nelson Simanjuntak dari PGI, dan Samuel Tabuni.
Kemudian dari unsur kampus ada rektor Universitas Cendrawasih Apolo Safanpo dan Sosiolog UGM Bambang Purwoko.
Lalu dari unsur pemerintah ada Deputi Bidang Polhukam Kantor Staf Presiden, Jaleswari Pramodhawardani.
Baca: Imparsial: TGPF Intan Jaya dan Komnas HAM Harus Pastikan Kasus Diproses Hukum Secara Adil
Selain itu dari LPSK ada Edwin Partogi Pasaribu, dan sejumlah tokoh lainnya.
Sejak tiba di Timika, tim pimpinan Benny Mamoto tersebut langsung menggelar rapat teknis dengan aparat setempat dan akan bergerak menghimpun informasi dari saksi-saksi.
Rombongan tersebut direncanakan menuju lokasi penembakan hari ini Kamis (8/10/2020).
“Kami jauh-jauh datang ke sini untuk bekerja sepenuh hati agar kasus ini menjadi terang, dengan begitu Tim TGPF Intan Jaya bisa memberikan laporan dan masukan yang tepat untuk pemerintah” kata Benny dalam keterangan Tim Humas Kemenko Polhukam, Kamis (8/10/2020).
Baca: KKB yang Beraksi di Intan Jaya Dipimpin Sabinus Waker, Anggotanya Ternyata Tak Begitu Banyak
Rombongan kedua tiba di Jayapura dalam waktu yang hampir bersamaan dengan rombongan pertama.