TRIBUNNEWS.COM - Kabar kepulangan Muhammad Rizieq Shihab atau yang lebih dikenal Habib Rizieq kembali mencuat ke publik.
Hal ini bermula saat Ketua umum Front Pembela Islam (FPI), Ahmad Shabri Lubis mengatakan, Imam Besar FPI itu akan segera pulang ke Indonesia untuk memimpin revolusi.
Pernyataan tersebut, Shabri sampaikan pada 13 Oktober 2020, dalam gelaran aksi demo tolak Undang-undang Cipta Kerja yang disahkan oleh DPR beberapa waktu lalu.
Baca juga: Kata Revolusi Bergelora di Tengah Kabar Kepulangan Habib Rizieq, Ini Penjelasan Ketua PA 212
"Imam Besar Habib Rizieq Shihab akan segera pulang ke Indonesia untuk memimpin revolusi," katanya ketika itu.
Pernyataan Shabri pun menimbulkan pertanyaan di tengah publik tentang makna kata revolusi dalam pernyataan ini, termasuk juga dari Kantor Staf Presiden (KSP).
Tenaga ahli utama KSP, Irfan Pulungan menilai, ada sisi kebaikan dalam pernyataan Shabri jika revolusi ini dikaitkan dengan akhlak.
Namun, Irfan mengungkit saat Shabri menyampaikan pernyataan tersebut di ruang publik, dirinya tidak menyematkan kata-kata akhlak.
Baca juga: Respons Pemerintah soal Kabar Kepulangan Habib Rizieq, Akui Belum Dapat Info & Sebut Ada Masalah
"Makanya kita harus mempertanyakan penyampaian itu, apa makna revolusi."
"Kalau kita lihat di kamus Bahasa Indonesia sendiri, revolusi dimaknai sebagai upaya penghasutan dan usaha membangkitkan hati orang supaya marah untuk melawan atau memberontak," ucap Irfan dikutip dari channel YouTube tvOne, Senin (19/10/2020).
"Ini makna yang negatif," imbuhnya.
Irfan kemudian memita pihak Shabri untuk menjelaskan makna revolusi yang dia lontarkan, sehingga tidak menimbulkan multitafsir di tengah-tengah masyarakat.
Irfan juga menyoroti pernyataan keinginan untuk memimpin serta menyelamatkan NKRI.
"Apa juga menyelamatkan NKRI, dalam kondisi yang bagaimana?"
"NKRI hari ini kita rasakan tidak ada persoalan, kalau menyelamatkan itu artinya ada suatu tindakan perbuahan tidak baik menjadi baik."