Hingga akhirnya dia nekat memutuskan untuk ke Jakarta langsung.
Namun sesampainya di Ibu Kota, jalan Yaidah masih menemui kendala.
Ternyata bukan di Kemendagri sebagaimana disebut petugas.
Padahal dia sudah sampai di kantor tersebut.
Baca juga: VIRAL Pria Ini Wisuda Online Sambil Menemani Ibunya yang Terbaring Sakit, Banjir Haru dari Warganet
Oleh petugas di sana, dia diarahkan ke Kantor Direktorat Kependudukan dan Pencatatan sipil di Jakarta Selatan.
Kadung sampai di Jakarta, akhirnya dia pun kembali naik ojek ke Jakarta Selatan.
"Saya sendirian, waktu itu Jakarta PSBB," kata dia.
Sesampainya di sana, petugas kaget lantaran ternyata Yaidah merupakan warga Surabaya.
Kemudian oleh petugas, Yaidah diminta untuk menunggu.
Beruntungnya, saat itu dia bertemu petugas yang kebetulan merupakan orang Sidoarjo Jawa Timur.
Akhirnya, Yaidah curhat kepada petugas tersebut.
Baca juga: Gelapkan Uang Setoran Toko Rp 600 Juta, Sales di Surabaya Mengaku Gunakan Uang untuk Foya-foya
Dengan dibantu petugas itu, akhirnya akta kematian anak Yaidah berhasil didapat dari petugas Dispendukcapil Surabaya.
Dia berharap apa yang terjadi padanya ini, tak terjadi pada orang lain.
"Tidak terulang lagi, dan ada perbaikan," harapnya.
Sementara itu, Dispendukcapil memberikan klarifikasi terkait ramainya kisah Yaidah itu.
Pemkot meminta maaf dan menyebut hal itu lantaran miskomunikasi.
Kepala Dispendukcapil Surabaya, Agus Imam Sonhaji mengatakan, saat Yaidah ke Siola saat itu memang pelayanan tatap muka sementara ditiadakan.
“Kebanyakan mereka bekerja dari rumah,” kata Agus.
Yaidah disana mendapat informasi dari petugas yang kurang tepat.
Sebab, petugas itu tidak memiliki kapabilitas dalam menyelesaikan permasalahan Adminduk (Administrasi Kependudukan).
Alhasil, Yaidah salah menangkap pemahaman dan mengharuskan ke Kemendagri untuk menyelesaikan akta kematian anaknya itu.
"Sebenarnya proses input nama yang bertanda petik ke SIAK dapat diselesaikan oleh Dispendukcapil. Progres itu juga dapat di-tracking melalui pengaduan beberapa kanal resmi Dispendukcapil,” terang Agus.
"Kita tetap menyampaikan permohonan maaf kepada Bu Yaidah atas miskomunikasi ini, kami minta maaf. Ini juga sebagai evaluasi catatan bagi kami agar ke depan lebih maksimal dalam melayani,” ucap Agus.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Ibu di Surabaya Urus Akta Kematian Anak ke Jakarta, Gegara 'Tanda Petik', Pemkot: Catatan Bagi Kami
(Tribunnews.com/Gilang Putranto) (TribunJatim.com/Yusron Naufal Putra)