News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pesawat Lion Air Jatuh

Hari Ini, Mengenang 2 Tahun Jatuhnya Lion Air JT-610 di Perairan Karawang yang Tewaskan 189 Orang

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo meninjau posko evakuasi musibah Lion Air JT-610 di Jakarta International Container Terminal (JICT) 2, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (30/10/2018) petang. Presiden sempat melihat puing dan barang-barang yang diduga milik penumpang pesawat Lion Air JT-610.

Dilansir pemberitaan Tribunnews.com 26 Oktober 2019, Nurcahyo Utomo selaku Kepala Sub Komite Kecelakan Penerbangan KNKT menyampaikan ada sembilan penyebab terjadinya kecelakaan tersebut.

Menurut KNKT, salah satu penyebab yang paling menjadi sorotan yaitu tidak ada panduan untuk pilot dalam penguasaan sistem peringatan.

Pilot tidak diberi pelatihan mengenai sistem tersebut sehingga pilot tidak dapat memahami situasi tersebut.

Baca juga: Diturunkan Paksa dari Pesawat Seusai Temuan Bayi Prematur di Bandara, Nenek Ini Beri Kesaksian

Berikut sembilan penyebab kecelakaan pesawat Lion Air Boeing 737-8, dihimpun dari Kompas TV :

1. Asumsi terkait reaksi pilot yang dibuat saat proses desain dan setifikasi Boeing 737-8 MAX, nyatanya tidak tepat.

2. Kurang lengkapnya kajian terkait efek-efek yang dapat terjadi di kokpit.

3. Desain MCAS andalkan satu sensor rentan kesalahan.

4. Pilot kesulitan respons pergerakan MCAS yang tidak seharusnya karena tidak ada petunjuk di buku panduan dari pelatihan.

5. Indikator AOA disagree tidak tersedia.

Baca juga: Viral Pramugari Gendong Bayi yang Terus Menangis selama Penerbangan, Banjir Pujian dari Warganet

6. AOA sensor pengganti alami kesalahan kalibrasi tidak terdeteksi saat perbaikan sebelumnya.

7. Investigasi tak dapat tentukan pengujian AOA sensor setelah terpasang di pesawat, kesalahan kalibrasi tidak terdeteksi.

8. Informasi stick shaker dan penggunaan prosedur non formal runaway stabilizer di penerbangan sebelumnya tidak tercatat, pilot dan teknisi sulit ambil tindakan cepat.

9. Berulangnya aktifasi MCAS dan padat komunikasi dengan ATC tidak terkelola efektif.

Nurcahyo menyampaikan pihaknya telah mencari informasi dari beberapa sumber.

Baca juga: Pramugari Ini Beberkan Hal yang Sebaiknya Tidak Kamu Lakukan di Pesawat

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini