Deklarasi tersebut menempatkan toleransi dalam hubungannya dengan instrumen-instrumen hak asasi manusia internasional yang disusun selama lima puluh tahun terakhir.
Selain itu, deklarasi prinsip-prinsip toleransi juga menekankan bahwa negara harus membuat rancangan undang-undang baru jika diperlukan.
Baca juga: Pesan Jokowi untuk PBB, Soal Vaksin hingga Dorongan Jaga Toleransi Kemajemukan
Upaya ini dinilai harus diperhatikan untuk memastikan kesetaraan perlakuan dan kesempatan yang sama bagi semua kelompok ataupun individu di masyarakat.
Peringatan yang digagas oleh UNESCO ini juga berlatar belakang dari terjadinya ketidakadilan dan kekerasan, diskriminasi dan marginalisasi, yang merupakan bentuk umum dari intoleransi.
Pendidikan toleransi yang diinisiasi melalui peringatan Hari Toleransi Internasional bertujuan untuk melawan pengaruh yang mengarah pada ketakutan dan pengucilan pada orang lain.
Selain itu, untuk membantu generasi muda mengembangkan kapasitas independen, pemikiran kritis, serta penalaran etis.
Keberagaman yang ada seperti agama, bahasa, budaya, dan etnis bukan alasan untuk terjadinya sebuah konflik, tetapi harta yang memperkaya semua.
Atas dasar deklarasi tersebut, 16 November diperingati sebagai Hari Toleransi Internasional setiap tahunnya.
Beginilah tujuh langkah menuju toleransi yang dilansir dari laman toleranceday.org:
Tujuh Langkah Menuju Toleransi
1. Ciptakan suasana kepercayaan dan keamanan untuk mendukung dialog.
2. Masalah toleransi - gali apa arti sebenarnya, dampak intoleransi, bagaimana perasaannya, masalah apa yang disebabkan intoleransi baik secara pribadi, di sekolah maupun di dunia yang lebih luas.
3. Membangun kepercayaan dan ketahanan diri.
4. Identitas, hak dan kebebasan - memahami apa yang membuat saya menjadi saya, persamaan dan perbedaan, kerangka politik, Magna Carta, hak PBB untuk anak, hak asasi manusia.