Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dipandang bakal mengikuti tokoh senior Malaysia Mahathir Mohamad untuk menjadi calon presiden saat usianya tidak lagi muda.
Anggapan tersebut menguat ketika JK kerap menyuarakan apa-apa saja yang dikeluhkan masyarakat akhir-akhir ini.
Politikus PAN Guspardi Gaus menyampaikan, JK tidak bisa disamakan dengan Mahathir.
Sebab, selama ini JK merupakan sosok negarawan yang tentu mempunyai pemahaman yang jelas tentang regenerasi.
Baca juga: Rizal Ramli Serang Balik Jusuf Kalla, Sebut Peng-peng Ungkap Kekayaan JK Melonjak Saat Jadi Wapres
"Kalau saya menilai Bapak JK tidak akan maju lagi sebagai presiden atau wakil presiden. Beliau itu kan pendukungnya Anies Baswedan dan beliau ini kan tahu diri adanya regenerasi, jadi jangan disamakan antara Mahathir Muhammad dengan JK, " kata Guspardi kepada wartawan, Senin (23/11/2020).
Anggota Komisi II DPR RI ini menambahkan, kondisi politik di Indonesia berbeda dengan Negeri Jiran.
Indonesia sendiri merupakan negara republik sedangkan Malaysia menganut sistem monarki konstitusional.
"Mahathir itu menjadi Perdana Menteri Malaysia selama 22 tahun. Sedangkan Pak JK kan pada posisi wapres dari 2 presiden Indonesia. Jadi jauh berbeda lah antara sosok keduanya," ucapnya.
"Jangan ada persepsi bahwa JK bakal maju menjadi capres di 2024 mendatang dengan menyamakan dia dengan Mahathir Muhammad," lanjutnya.
Namun demikian, menurut Guspardi politik tidak bisa hitam putih, semua kemungkinan itu bisa saja terjadi.
"Pak JK yang pernah menjadi Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia tentu akan memperhitungkan secara matang tetang kemungkinan dan peluangnya untuk menjadi orang nomor satu di Republik ini," ujar dia.