Polisi yang bertugas mengamankan jalannya aksi tersebut lantas melerainya.
"Saya FPI," kata seorang pria yang mengenakan peci dan kacamata hitam dengan keras dan lantang.
"Takbir, Allahuakbar," sahut anggota FPI lainnya.
Aksi para anggota FPI itu lantas dipukul mundur oleh pihak kepolisian.
Seorang pria lain dari massa FPI yang tak menyebutkan namanya lantas memberikan pernyataan.
"Tidak ada Islam radikal. Tidak ada satu agama pun yang radikal di Indonesia. Yang radikal itu di luar negeri, bukan Indonesia, apalagi Kota Pekanbaru. Kita ini bersatu," ujar pria yang mengenakan peci putih itu.
Selanjutnya, polisi meminta kelompok massa FPI itu untuk membubarkan diri.
Meski akhirnya bubar, namun sempat terjadi adu mulut antara anggota FPI dengan polisi.
Sementara itu, Ketua Nahdlatul Ulama Provinsi Riau, Rusli Ahmad, mengatakan keluarga besar NU Provinsi Riau bersama seluruh tokoh agama, adat, dan ormas yang berjumlah 45 elemen menggelar aksi damai dalam rangka menyampaikan pernyataan sikap.
Bahwa pihaknya beserta elemen masyarakat lainnya menginginkan sebuah ketenangan, kesejukan dan kedamaian.
"Karena itu, kami bersepakat menyampaikan dukungan penuh kepada pemerintah dan TNI untuk melakukan tindakan tegas terhadap oknum-oknum atau orang-orang yang mencoba mencabik-cabik kesatuan dan persatuan bangsa," kata Rusli kepada wartawan Kompas TV Sawino Ardi, Senin (23/11/2020).
"Juga kami bersepakat untuk menyampaikan menolak kedatangan Habib Rizieq beserta kawan-kawannya ke Bumi Lancang Kuning ini."
Baca juga: Maman Imanulhaq Nilai Pencopotan Kapolda Terkait Kerumunan Acara Habib Rizieq Harus Jadi Peringatan
Surabaya
Aksi demonstrasi menolak Habib Rizieq dan Front Pembela Islam (FPI) di Surabaya, Jawa Timur berakhir ricuh.