Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Pusat Studi BUMN dari FEB Universitas Hasanudin Makassar Mursalim Nohong menilai penerapan budaya Akhlak di perusahaan BUMN oleh Erick Thohir suatu langkah yang tepat.
Budaya Akhlak merupakan akronim dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif sebagai core value pada perusahaan plat merah yang di mulai sejak awal Juli 2020.
Baca juga: Kemenag Siapkan Naskah Khutbah Jumat, Jamin Kualitas, Materinya Mulai Akhlak hingga Masalah Milenial
Baca juga: Setelah Revolusi Akhlak, Kini Habib Rizieq Shibab Singgung Revolusi Berdarah
Hal itu juga tertuang dalam Surat Edaran Nomor: SE-7/MBU/07/2020 tentang nilai-nilai utama Sumber Daya Manusia Badan Usaha Milik Negara, yang menjadi hal fundamental untuk dilakukan sebagai identitas dan perekat budaya kerja yang mendukung peningkatan kinerja secara berkelanjutan.
“Saya kira budaya Akhlak Erick Thohir di BUMN adalah salah satu pondasi yang penting, pondasi yang kokoh untuk kemudian mengoptimalkan transformasi atau restrukturisasi yang dilakukan oleh Kementerian BUMN, itu harus memang,” kata Mursalim kepada wartawan, Kamis (26/11/2020).
Meskipun membutuhkan waktu yang relatif lama untuk menumbuhkan budaya baru itu, Mursalim optimistis perusahaan BUMN memberi respons positif.
Baca juga: PKS Tegas Mendukung Revolusi Akhlak Habib Rizieq Shihab
“Mengubah budaya itu butuh waktu yang lama dan membutuhkan biaya yang besar, tetapi saya optimis ini bisa, Pak Erick tidak hanya memikirkan portofolio bisnis tapi juga internal SDM nya,” ucap dia.
Mursalim menambahkan, transformasi BUMN akan cepat terwujud jika internal BUMN bisa bergerak seiring, sejalan tidak hanya pucuk pimpinan dari perusahaan plat merah, melainkan semuanya memiliki gerak dan pandangan yang sama melakukan transformasi.
Selain itu, menurut Mursalim, upaya Erick Thohir melakukan perbaikan tentunya akan berdampak pada pihak-pihak yang terganggu yang sudah merasa nyaman dengan budaya kerja sebelumnya, akan timbul gesekan atau gejolak di internal perusahaan.
“Dalam setiap perubahan yang dilakukan tentu akan ada orang-orang yang atau pihak yang merasa terdampak dengan perubahan tersebut, dia masih pro pada model-model status quo, ini saya kira memang pilihnya adalah kalau anda mau maju ikut dengan culture ini,” bebernya.