Saat pelemparan terjadi, Iyus tengah berada di dapur menyiapkan dagangan yang akan ia jajakan di etalase depan rumahnya.
"Saya sudah bangun waktu itu, kejadiannya jam tiga lebih. Dari dapur kedengaran ada bunyi kenceng banget, duar. Saya sempet sangkanya etalase saya jatuh di luar," tutur dia ketika ditemui Kompas.com, Selasa siang.
Begitu suara nyaring itu terdengar, anak Iyus dari kamar terluar segera mengintip ke luar lewat celah tirai jendela kamarnya.
"Kata anak saya orangnya dua boncengan naik motor. Orangnya kecil-kecil gitu. Dia enggak pakai helm, pakai topi gitu. Kenceng dari arah kanan ke kiri," ujar Iyus.
"Cuma motornya enggak begitu jelas warnanya tuh karena kan jalannya memang gelap," ia menambahkan.
Tak lama kemudian, Iyus menjajakan dagangannya di etalase depan rumahnya seperti yang setiap subuh ia lakukan.
Sekitar pukul 05.30 WIB, ia mengantarkan dagangannya ke sebuah warung. Sekembalinya ke rumah, ada pembeli yang sudah menanti.
Selesai ia layani, Iyus masuk sebentar ke dalam rumah.
Begitu ia ada di dalam, suara lemparan batu kembali terdengar dari arah rumah Slamet. Kali ini bunyinya menyerupai dentuman.
"Mungkin dia maksudnya mau mecahin kaca yang sebelah sono (kanan), tapi karena ngebut jadinya kena pintu. Kayaknya dia juga sengaja nungguin saya masuk," kata Iyus.
"Saya keluar ke rumah pak ustaz (Slamet). Ada kayak batako merah gitu beberapa biji. Tapi pak ustaz masih di masjid," imbuh dia.
Baca juga: Nasib Apes Maling Motor di Bekasi, Dilempar Ban, Tertabrak Truk, dan Dipukuli Warga
Kali ini, tak satu pun keluarga Iyus yang sempat melihat pelakunya.
Iyus tak bisa memastikan apakah pelaku peristiwa pelemparan pertama dan kedua merupakan orang yang sama.