News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilkada Serentak 2020

Sabam Sirait: Pilkada Harus Jadi Perekat Bangsa

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sabam Sirait saat menerima anugerah Bintang Mahaputera Utama di Istana dan Presiden Joko Widodo tahun lalu. (Foto dokumentasi).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 270 daerah akan melaksanakan pemungutan suara dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) secara serentak. 

Dari 270 daerah itu, sembilan pemilihan gubernur dan wakil gubernur, 37 pemilihan walikota dan wakil walikota serta 224 pemilihan bupati dan wakil bupati.

Anggota MPR RI paling senior Sabam Sirait mendorong pemerintah dan Komisi Pemilihan Umum di masing-masing daerah untuk benra-benar menyiapkan segala sesuatu, termasuk mengantisipasi hal-hal yang kemungkinan terjadi. Sabam sendiri percaya TNI dan Polri bisa membantu di lapangan untuk ikut menjaga keamanan dan ketertiban.

"Pilkada harus menjadi perekat bangsa, menjadi pemersatu serta bisa melahirkan pemimpin baik, jujur dan beranu di daerah masing-masing sehingga bisa membawa kesejahterahaan. Pilkada jangan sampai malah merusak persatuan. Saya sendiri percaya kepada TNI dan Polri untuk menjaga keamanan," kata Sabam, Selasa (8/12/2020).

Baca juga: Anggaran Masuk 100 Persen, Mendagri Pastikan Seluruh Daerah Siap Laksanakan Pilkada

Penerima Bintang Mahaputra Utama dari Negara ini pun mengingatkan semua calon kepala daerah tak menggunakan money politik yang dikenal di masyarakat dengan istilah serangan fajar. 

Sebab kompetisi di dalam pemilihan kepala daerah adalah komepetisi gagasan dan konsep dalam memajukan daerah.

"Adu gagasan, adu konsep. Kemudian serahkan kepada masyarakat untuk memilih mana pemimpin yang paling sesuai dengan hati nurani dan pikirannya, untuk dipilih secara jujur, adil, bebas dan rahasia," tegas Sabam.

Sabam yakin, di tengah masyarakat yang semakin terbuka ini, rakyat sudah semakin cerdas. 

Rakyat juga sudah semakin bebas dalam menentukan pilihan. 

Hal ini berbeda dengan di masa masa lalu ketika rakyat ditekan untuk memilih partai atau calon tertentu.

"Karena itu, siapapun, jangan coba-coba berbuat curang, baik pelaksana maupun calonnya. Inilah demokrasi yang sudah kita perjuangkan dengan sungguh-sungguh," kata Sabam, yang sudah berpolitik sejak zaman Presiden Soekarno hingga Presiden Joko Widodo. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini