News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Debat Sengit Munarman vs Politisi PDIP di Mata Najwa, Singgung Drone Kuntit Rizieq hingga Jejak FPI

Editor: Listusista Anggeng Rasmi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekretaris FPI Munarman, Najwa Shihab dan Politikus PDIP Anton Charliyan.

TRIBUNNEWS.COM - Debat Sekretaris Umum FPI Munarman vs Politisi PDI Perjuangan, Anton Charliyan, di acara Mata Najwa dipandu Najwa Shihab Rabu 16 Desember 2020 tadi malam berlangsung sengit. 

Munarman menyoroti drone yang menguntit pimpinan FPI Rizieq Shihab. 

Sedangkan Anton Charliyan mengungkit jejak rekam personel FPI yang dinilainya beraroma kekerasan. Munarman tentu punya jawaban atas sorotan rekam jejak tersebut. Apa kata Munarman?

Acara Mata Najwa yang menghadirkan Munarman serta Anton Charliyan sebagai narasumber mengangkat tema prokontra meninggalnya 6 Laskar FPI pengawal Rizieq Shihab di Tol Cikampek.

Ada dua versi dan cerita berbeda dari polisi dan FPI.

Hal ini pun menjadi perbincangan hangat.

Baca juga: 8 Fakta Rekonstruksi Kasus Penembakan 6 Anggota FPI, Pepet Mobil hingga Rebut Senjata Petugas

Baca juga: Gelar Rekonstruksi, Terungkap Kronologi Penembakan 6 Anggota FPI, Begini Awal Mula Penyerangan

Iringan-iringan pembawa enam jenazah laskar FPI di prosesi pemakaman di sekitar area Ponpes Agrokultural (Markaz Syari'ah FPI) Megamendung, Bogor, Jawa Barat, Rabu pagi (9/12/2020). (Istimewa)

Tribun-timur.com mengutip akun resmi Mata Najwa berikut serunya talkhsow Mata Najwa tadi  malam.

Sengkarut informasi mencuat dengan seketika, sangat sulit dihindari ragam versi yang beraneka

Enam anggotanya tewas diberondong oleh polisi, buntut banyak kejadian yang terjadi berhari-hari

Peristiwa penembakan yang menewaskan 6 laskar FPI pengawal Rizieq Syihab pada Senin, 7 Desember 2020 lalu, hingga kini kejelasan kasusnya masih abu-abu.

HALAMAN SELANJUTNYA ==========>

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini