Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM -- Duta Besar RI untuk Selandia Baru dan kawasan Pasifik, Tantowi Yahya membuat gebrakan diplomasi di akhir tahun 2020 ini dengan meluncurkan album kolaborasi yang melibatkan para petinggi dan pesohor Selandia Baru.
Gebrakan ini merupakan salah satu misinya agar Indonesia mendapat dukungan dari 20 negara di Pasifik Selatan seiring dengan tambahan tugas barunya sebagai Dubes Keliling untuk Pasifik.
"Album ini dijadikan testimoni dekatnya hubungan profesi dan personal antara Dubes Tantowi dengan mitra kerjanya di pemerintahan, parlemen dan pelaku industri kreatif di Selandia Baru," jata Tantowi dalam keterangannya, Jumat (18/12/2020).
Ia berujar geliat diplomasi di Selandia Baru sudah mulai bergairah meski di masa pandemi.
Baca juga: Cerita Dubes Indonesia di UEA Husin Bagis Disuntik Vaksin: Jangan Takut Divaksin, Lebih Sehat
Negara awan putih ini termasuk negara yang paling awal bebas dari penularan Covid-19, dengan penularan komunitas di angka 0 dalam 6 bulan terakhir ini menjadikan kehidupan terlihat normal dengan tingkat kewaspadaan yang tetap terkendali.
Momentum ini dimanfaatkan oleh Tantowi Yahya yang menempati pos duta besar untuk Selandia Baru, Samoa, Tonga, Niue dan Cook Islands untuk menyusun strategi agar hubungan Indonesia dengan negara-negara akreditasi tetap harmonis.
Tantowi Yahya mengatakan kolaborasi melibatkan sejumlah petinggi Selandia Baru berdarah Maori.
Nama-nama besar yang masuk dalam jajaran bintang tamu album bertajuk "Friends For Good" adalah Ron Mark, Menteri Pertahanan di kabinet lalu yang juga petinggi di Partai NZ First.
Baca juga: Dubes RI Untuk Rusia dan Belarus Jose Tavares Tiba di Moskow
Ron menjadi sahabat kental Tantowi karena keduanya "penggila" musik Country.
Yang berikutnya adalah Shane Reti, seorang dokter yang juga politisi yang menjabat wakil ketua Partai National dan wakil ketua oposisi di parlemen.
Petinggi lainnya adalah Louisa Wall, aktivis HAM yang juga anggota Parlemen dari Partai Buruh yang dulu sangat aktif menyuarakan kemerdekaan Papua di berbagai demonstrasi.
"Karena kekerabatan, Louisa kini memilih untuk mendiskusikannya langsung dengan Tantowi," katanya.
Membaiknya pola komunikasi membuat yang bersangkutan mendapatkan informasi yang utuh tentang Papua.