News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sekolah Tatap Muka di Masa Pandemi, Pengamat: Harus Bertahap dan Bersyarat

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Gigih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

UJI COBA PTM - Sebanyak 18 siswa kelas IX SMPN 1 Surabaya saat mengukuti materi pelajaran IPA pada uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM), Senin (7/12). Rencananya Pemkot Surabaya menggelar uji coba PTM selama 2 minggu di 14 SMP negeri dan swasta guna persiapan sekolah tatap muka yang diinstruksikan kemendikbud pada Januari 2021. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ

TRIBUNNEWS.COM - Pengamat pendidikan menilai pembelajaran tatap muka di masa pandemi Covid-19 harus dilakukan secara bertahap dan memenuhi sejumlah syarat.

Hal itu diungkapkan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Prof Harun Joko Prayitno.

Harun menyebut hingga saat ini belum ada kepastian kapan masa pandemi ini akan berakhir.

"Maka sangat diperlukan langkah-langkah strategi dalam kaitannya dengan pelaksanaan pembelajaran masa transisi pandemi ini," ungkapnya kepada Tribunnews.com, Kamis (17/12/2020).

Harun menyebut langkah ini dipandang sangat penting karena jika tidak ada persiapan matang sejak awal maka dimungkinkan akan terjadi loss generation atau bahkan education death (kepunahan pendidikan).

"Dalam arti pendidikan sebagai sebuah proses yang membersamai pembelajar tidak hadir secara nyata (induktik) atau bahkan punah sama sekali," ujarnya.

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Prof. Harun Joko Prayitno, M. Hum (Tribunnews.com/Istimewa)

Baca juga: Siapkan Sekolah Tatap Muka di Solo, Dinas Pendidikan: Persetujuan Orang Tua, Hal yang Paling Penting

Pembelajaran online (daring) disebut Harun unggul dalam fleksibilitas waktu dan tempat, bisa dari mana saja dan dapat kapan saja.

"Namun demikian bukan berarti tanpa kelemahan, misalnya cepat lelah, cepat capek, kurang induktif, kurang kontekstual, kurang membumi, tidak bisa utuh, interaksinya semu, dan terutama sulit untuk menjangkau implementasi PPK (Penguatan Pendidikan Karakter) bagi pembelajar," ungkapnya.

Harun mengungkapkan rekomendasi yang utama adalah upaya preventif seperti meningkatkan imun, menegakkan kedisiplikan, dan tetap semangat dalam belajar-mengajar.

"Supaya mutu, proses, dan luaran serta output pembelajaran dapat tercapai," ungkapnya.

"Kemudian, bersyarat dan bertahap. Artinya, untuk bisa melaksanakan pembelajaran luring diperlukan berbagai persyaratan, misalnya mendapatkan izin dari Satgas Covid-19 sesuai demografi atau zona aman," lanjutnya.

Baca juga: Pernah Ikut Ekskul Teater, Nadiem Makarim: Itu yang Paling Fundamental untuk Karier Saya

Selanjutnya pembelajaran tatap muka harus dilakukan secara bertahap.

"Artinya tidak bisa langsung dilaksanakan 100 persen luring, baik dari ukuran jumlah tatap muka maupun waktu dalam setiap tatap muka pembelajaran."

"Langkah ini penting supaya sehat, aman, dan proses pembelajaran memenuhi standar yang ditetapkan," ungkapnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini