Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian menyatakan objek kasus yang tengah diselidiki berkaitan dugaan pelanggaran prokes Habib Rizieq, bukan perihal kasus kepulangannya.
"Penyidik fokus menangani kasus kerumunan yang berujung pada pelanggaran terhadap protokol kesehatan," kata Andi saat dikonfirmasi, Senin (21/12/2020).
Lebih lanjut, Andi menyatakan penyidik masih akan melanjutkan pemeriksaan sejumlah saksi usai berkas perkara itu dilimpahkan kepada Bareskrim Polri.
"Tergantung kasus posisi saat dilimpahkan, kalau yang klaster Petamburan kan sudah hampir lengkap berkasnya," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengatakan tidak ada pelanggaran di Bandara Soekarno Hatta saat masyarakat menjemput Imam Besar FPI Rizieq Shihab atau Habib Rizieq beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan hal tersebut karena ketika itu pemerintah mengeluarkan diskresi atau kebijakan khusus terkait penjemputan tersebut.
Baca juga: Mahfud MD Akui Izinkan Rizieq Shihab Dijemput, Ridwan Kamil: Pusat Daerah Harus Pikul Tanggung Jawab
Mahfud menjelaskan diskresi yang dimaksud adalah masyarakat diperbolehkan untuk menjemput dengan syarat tertib dan tetap menjaga protokol kesehatan.
Selain itu, dalam diskresi tersebut polisi juga diperintahkan untuk mengawal Rizieq dari bandara hingga ke rumahnya di Petamburan Jakarta Pusat.
Mahfud membantah ketika itu masyarakat yang melakukan penjemputan Rizieq mencapai tiga juta orang meskipun menurutnya ada yang mengatakan saat penjemputan masyarakat berjubel.
Ia menilai secara teknis kapasitas tempat penjemputan di terminal tiga Bandara Soekarno Hatta tidak sebanyak yang dibicarakan.
Selain itu berdasarkan data yang diperolehnya, ia mengatakan hanya ada 5800 orang yang terdaftar di manifest berpergian pada waktu itu.
Meski membenarkan ada kemacetan di tol menuju Bandara Soekarno Hatta sepanjang tujuh km, namun Mahfud memperkirakan maksimal ada 10 ribu orang di dalam mobil yang terjebak macet tersebut.
Ia juga mengatakan tujuan 10 ribu orang yang terjebak macet tersebut bukan untuk menjemput Rizieq melainkan untuk berpergian.
Terkait adanya fasilitas bandara yang rusak ketika penjemputan tersebut, Mahfud mengatakan hal tersebut bukanlah perusakan melainkan kerusakan yang bisa ditoleransi.