TRIBUNNEWS.COM - Aktivis Nahdlatul Ulama (NU) Mohamad Guntur Romli percaya kronologi versi pihak kepolisian dalam bentrok dengan Front Pembela Islam (FPI), di Tol Cikampek, Karawang, Jawa Barat, Senin (7/12/2020) dini hari.
Guntur Romli lebih mempercayai versi kepolisian lantaran rekam jejak aparat.
"Percaya versi polisi atau versi FPI? Saya percaya versi polisi, karena rekam jejaknya," ungkap Guntur Romli kepada Tribunnews, Sabtu (18/12/2020).
"Polisi tidak pernah membunuh FPI selama ini," imbuhnya.
Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu menyebut pihak kepolisian terbukti benar dalam puluhan kasus saat berhadapan dengan FPI.
"Bahkan imam besar FPI sudah terbukti di pengadilan bersalah dan divonis penjara 2 kali," ungkapnya.
Baca juga: Berkas Perkara Kasus Rizieq Shihab Diambil Alih Mabes Polri, Ini Sikap FPI
Guntur Romli menyebut, jika polisi sampai memberi tindakan tegas kepada anggota FPI, maka ada penyebab yang luar biasa.
"(Pastinya) ada penyebab yang luar biasa, kedaruratan sehingga mereka membela diri," ungkapnya.
Menurut Guntur Romli, FPI saat ini tampil dengan citra yang mematikan, yaitu terkait senjata api dan terorisme.
"Ini bukan fitnah atau hoaks (kabar bohong), enam orang FPI terpaksa didor mati oleh petugas polisi karena mereka menyerang polisi dengan senjata api."
"Ini kejahatan yang tak bisa dibela. Pencopet tak bersenjata yang tertangkap oleh massa saja bisa jadi bulan-bulanan massa, karena bikin geram, marah, apalagi yang bersenjata api," ungkapnya.
Lebih lanjut, Guntur Romli menyebut penegak hukum pasti akan melakukan tindakan tegas jika ada yang menyerang mereka dengan senjata.
"Apalagi senjata api. Pilihannya cuma dua, ditembak atau menembak. Dibunuh atau membela diri," ungkapnya.
Baca juga: Jasa Marga Beri Penjelasan Soal Spesifikasi CCTV di Tol Jakarta-Cikampek kepada Komnas HAM
FPI Bantah Laskar Pengawal Miliki Senjata