Dengan masuknya Sandiaga menjadi menteri, maka 'perwakilan' Gerindra di Kabinet Indonesia Maju tetap dua bersama Menhan Prabowo Subianto.
Sebelumnya, salah satu wakil Gerindra di kabinet, Edhy Prabowo, harus mundur karena terseret kasus dugaan suap ekspor benur.
Komposisi Wakil Gerindra di kabinet saat ini cukup menarik, mengingat Prabowo-Sandi merupakan lawan Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019 lalu.
Di Pilpres 2019, Jokowi-Ma'ruf mengalahkan Prabowo-Sandi.
Jokowi-Ma'ruf menang dengan meraih 85.607.362 atau 55,50 persen dari total suara sah nasional.
Baca juga: Enam Menteri Baru Jokowi Berjaket Biru
Sementara Prabowo-Sandi meraih 68.650.239 suara atau 44,50 persen.
Saat itu, Prabowo-Sandi sampai menggugat hasil Pilpres ke MK karena tudingan kecurangan.
Masuknya Prabowo-Sandi juga merupakan sejarah baru sebab dalam konteks pemilu presiden langsung digelar di Indonesia, belum pernah ada capres maupun cawapres yang kalah kemudian menjadi menteri saat lawannya membentuk pemerintahan.
Saat SBY menang pemilu langsung dua periode, tak ada satu pun lawannya yang masuk menjadi menteri saat SBY membentuk kabinet. Di Pilpres 2004, saat itu SBY-JK melawan Megawati-Hasyim Muzadi di putaran kedua.
Begitu SBY-JK menang, Megawati bersama PDIP memilih menjadi oposisi.
Begitu pula di Pilpres 2009, saat itu SBY bersama Boediono menang melawan JK-Wiranto dan Megawati-Prabowo.
Tak ada satu pun lawan SBY yang masuk menjadi menteri di kabinetnya.
Di Pilpres 2014, Jokowi-JK menang melawan Prabowo-Hatta Rajasa. Setelah Jokowi menang, Prabowo dan Hatta tak ada yang masuk menjadi anggota kabinet.
Baca juga: Reshuffle Kabinet, Makna Jaket Biru 6 Menteri Baru hingga Pesan di Balik Foto Rel di Medsos Jokowi
Namun kini di era kedua pemerintahan Jokowi sejarah baru terbentuk. Pernah jadi lawan kini jadi kawan.