News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Reshuffle Kabinet

Dekan Fakultas Kedokteran UI: Tidak Masalah Menkes Bukan Dokter Asal Bisa Jadi Komandan yang Baik

Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Budi Gunadi Sadikin kini menjabat menjadi Menteri Kesehatan.

Laporan wartawan Wartakotalive.com, Lilis Setyaningsih

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Diangkatnya Budi Gunadi Sadikin sebagai Menteri Kesehatan menggantikan Terawan Agus Putranto menjadi perbincangan berbagai kalangan.

Bila selama ini Menteri Kesehatan selalu berlatar belakang kedokteran, sementara Budi Gunadi tidak punya latar belakang kedokteran.

Lulusan ITB jurusan teknik nuklir ini, di ketahui pernah menjadi Dirut Bank Mandiri dan Dirut Inalum.

"Bagi saya, seorang menteri kesehatan dengan latar belakang dokter atau bukan dokter tidak ada masalah, yang penting bisa jadi komandan yang baik dan amanah untuk Kementerian Kesehatan," ujar Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD kepada Warta Kota, Rabu (23/12/2020).

Baca juga: Perhimpunan Epidemiolog: Tak Masalah Menkesnya Bukan Dokter

Keberadaan Wakil Menkes Dante Saksono Harbuwono yang berasal dari seorang akademisi dan praktisi klinis bisa memberikan warna untuk kepemimpinan Kementerian Kesehatan, khususnya untuk mengatasi penyakit tidak menular dan upaya-upaya pencegahan penyakit.

Berikut masukan Prof Ari bagi menteri dan wakil menteri kesehatan;

1. Penanganan masalah pandemi Covid-19

Upaya-upaya yang perlu dilakukan adalah meningkatkan jumlah tes PCR secara nasional, mempercepat datangnya vaksin Covid-19 yang efikasinya tinggi, mendukung penuh proyek vaksin merah putih.

Kemudian mendukung untuk obat modern asli Indonesia (OMAI) khususnya sebagai suplemen mencegah Covid-19.

Serta memberikan perlindungan untuk tenaga medis dan tenaga kesehatan yang terlibat dalam penanggulangan Covid-19.

Perlindungan bukan saja alat pelindung diri yang lengkap, tetapi juga insentif yang memadai agar mereka tetap bisa fit bekerja dan pemeriksaan swab baik antigen maupun PCR gratis secara rutin terhadap mereka.

2. Koordinasi

Hal yang paling dibutuhkan agar Kemenkes segera bisa mengajak semua stake holders dengan baik.

Baik itu di tingkat pusat, berkoordinasi dengan lintas departemen.

Koordinasi dengan pemerintah daerah. Menteri Kesehatan juga perlu merangkul organisasi profesi kedokteran dan kesehatan dan institusi pendidikan kedokteran dan kesehatan yang memproduksi tenaga medis dan tenaga kesehatan.

3. Pembiayaan Kesehatan

Harus menjadi perhatian adalah pembiayaan kesehatan, distribusi tenaga kesehatan, penelitian kesehatan inovatif yang bertujuan untuk efisiensi pembiayaan kesehatan, serta upaya pencegahan penyakit.

Perlu efisiensi dalam pembiayaan kesehatan karena masalahnya terjadi dari hulu sampai hilir.

4. Riset

Riset kesehatan inovatif harus didukung terutama yang dilakukan oleh lembaga penelitian atau institusi pendidikan agar bisa menghasilkan produk yang murah untuk dapat digunakan masyarakat kita.

Secara nasional harus ada upaya kemandirian untuk pembuatan obat, vaksin, dan alat kesehatan yang memang di produksi dalam negeri.

Hal ini harus lebih dipercepat dalam era pandemi.

Saat ini, sudah terbukti bahwa para peneliti dari lembaga penelitian, institusi pendidikan, dan industri telah menghasilkan produk-produk yang bermanfaat dalam mengatasi pandemi Covid-19 ini, misal ventilator, robot, rapid diagnostic kit, baik rapid test antibodi maupun rapid test antigen, genose dan juga pengembangan vaksin, puluhan produk inovatif dihasilkan dalam masa pandemi ini.

5. Edukasi

Saat ini juga ada pekerjaan rumah pemerintah, yaitu bagaimana melakukan edukasi masyarakat agar dapat menjalankan protokol kesehatan.

Berbagai pengalaman libur panjang diikuti dengan peningkatan jumlah kasus hingga menembus beberapa angka psikologis, seperti 40.000, 100.000, dan 200.000.

Baca juga: Budi Gunadi Sadikin Resmi Jabat Menteri Kesehatan, Politisi PDIP: Kita Harap Ini Tidak Spekulatif

Selain itu, informasi dari Tim Sinergi Mahadata UI dengan Facebook bahwa setelah libur panjang terjadi peningkatan kasus lebih dari 50 persen, terutama saat libur Idul fitri dan hari kemerdekaan.

Selain itu begitu banyak hoaks yang beredar yang menghambat upaya2 untuk mengatasi pandemi global ini.

Baca juga: Budi Gunadi Sadikin Ditunjuk Jadi Menteri Kesehatan, Begini Kata Ekonom Faisal Basri

Perlu tokoh atau juru bicara sebagai wakil kementerian Kesehatan yang bisa mengomunikasikn pesan-pesan kepada publik mengenai langkah yang akan dilakukan.
Terus terang selama ini seperti nya kemenkes lebih banyak bungkam

6. Angka Kematian Ibu Serta Stunting

Angka kematian anak dan ibu masih tinggi. Begitu juga angka stunting. Berbagai penyakit infeksi, antara lain HIV dan TBC, kita masih termasuk kelompok negara dengan jumlah kasus yang tertinggi di dunia ini.

Bahkan angka kekebalan terhadap obat TBC juga sudah banyak terjadi (multiple drug resistance/MDR TB).

Kondisi mengatasi masalah ini akan sangat terganggu di masa pandemi ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini