TRIBUNNEWS.COM - Momen libur panjang yang terjadi di bulan Desember 2020 menjadi perhatian khusus masyarakat.
Sebab, di masa pandemi Covid-19, momen libur panjang bisa membawa dampak penularan Covid-19 yang lebih masif.
Rupanya, momen tersebut telah diprediksi oleh Epidemiolog hingga pemerintah.
Baca juga: Waspada 7 Gejala Lain dari Varian Baru Virus Corona yang Mungkin Timbul
Ahli epidemiologi Indonesia dari Universitas Griffith di Australia, Dicky Budiman memprediksi akan terjadi lonjakan kasus positif Covid-19 di Indonesia.
Hal itu, kata dia, terlihat dari berbagai indikator terkait Covid-19 di Indonesia yang kian mengalami kenaikan.
"Jadi artinya ini ada sinyal serius seperti indikator angka kematian, angka hunian rumah sakit, kasus harian."
"Tes positivity rate ini semua meningkat," kata Dicky kepada Kompas.com, Sabtu (26/12/2020).
"Memasuki di tahun 2021 awal ini, akan memasuki masa yang sangat sangat harus kita waspadai. Dan ada potensi ledakan kasus," ujar Dicky.
Kendati demikian, Dicky tidak menyebut spesifik penyebab potensi ledakan kasus tersebut.
Ia hanya mengatakan, kondisi Indonesia saat ini sudah dalam kondisi kritis.
Baca juga: Satgas Covid-19 Sebut Anak Muda Cenderung Lebih Abai pada Protokol Kesehatan
Oleh karena itu, Dicky menyarankan pemerintah untuk memasifkan program tracing, testing, and treatment (3T) dan masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan.
Protokol kesehatan yang dimaksud adalah memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak (3M).
"Masyarakat 3M selain membatasi pergerakan mobilitas, interaksi," ujarnya.
Antisipasi Pemerintah atas potensi ledakan kasus Covid-19
Di sisi lain, Pemerintah meyakini lonjakan kasus Covid-19 setelah masa libur Natal dan Tahun Baru 2021 akan terjadi.