News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kaleidoskop 2020

Kaleidoskop Mei 2020: Prank Sembako Sampah, Didi Kempot Meninggal dan Tagar #IndonesiaTerserah

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tagar Indonesia Terserah viral. Simak beberapa isu dan peristiwa penting selama Mei 2020.

TRIBUNNEWS.COM - Di bulan Mei tahun 2020, tercatat sejumlah isu dan peristiwa besar terjadi di Indonesia.

Seperti kasus prank sembako sampah, munculnya tagar #IndonesiaTerserah hingga meninggalnya penyanyi campursari, Didi Kempot. 

Berikut Tribunnews merangkum 5 isu dan peristiwa besar yang terjadi di bulan Mei 2020:

1. PLN Beri Bantuan Listrik Gratis

Pemerintah memberikan bantuan berupa listik gratis kepada masyarakat selama 6 bulan melalui Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Listrik gratis ini ditujukan bagi pelanggan Bisnis skala Kecil (B1) dan Industri skala Kecil (I1) yang memiliki sambungan daya 450VA.

Hal ini dilakukan pemerintah untuk memulihkan ekonomi masyarakat terutama di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah.

Baca juga: KALEIDOSKOP 2020: Mengingat Kembali Covid-19, Pertama Muncul di Dunia Hingga Terapkan New Normal

Baca juga: KALEIDOSKOP 2020: 6 Kasus Pembunuhan dalam Keluarga, Suami Bunuh Istri hingga Ibu Bunuh 3 Balitanya

Listrik gratis ini dapat dinikmati masyarakat pada hari Minggu (3/5/2020) dan berlaku hingga enam bulan.

Bagi masyarakat yang berlangganan listrik melalui pascabayar, listrik gratis dapat langsung dinikmati dari bulan Mei hingga Desember 2020.

Sedangkan pelanggan prabayar, token listrik gratis diberikan sebesar pemakaian tertinggi dalam tiga bulanan terakhir.

Tangkapan layar salah satu cuitan tentang Indonesia Terserah di Twitter (17/5/2020). (Twitter)

2. Munculnya Tagar #IndonesiaTerserah 

Tagar #IndonesiaTerserah sempat menjadi trending di media sosial.

Kemunculan foto tenaga medis menggunakan APD dan memegang tulisan 'Indonesia Terserah' menjadi awal mula populernya tagar ini.

Tagar ini muncul sebagai bentuk kekecewaan tenaga medis dengan sikap masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan untuk memutus mata rantai Covid-19.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini