"Generasi muda ini dilatih bela diri penggunaa dilatih menggunakan senjata api dan dilatih menjadi ahli perbengkelan, perakitan bom, ahli tempur sampai ahli sergap yang mereka sebut sebagai pasukan khusus dengan seragam khusus,” kata Argo Yuwono.
Total sudah 7 angkatan sebanyak 96 anggota muda yang dilatih di sejumlah Sasana yang tersebar di beberapa wilayah di Jawa Tengah.
“Setelah pelatihan disini, generasi muda ini selanjutnya dikirim ke Suriah untuk mendalami pelatihan militer dan perakitan senjata api serta bom. Mereka mempersiapkan generasi muda ini dengan tujuan untuk menjadi pemimpin masa depan jaringan ini (JI),” ujarnya.
Selama proses perekrutan dan pelatihan tersebut, sudah banyak anggota JI yang dikirim ke Suriah sejak 2013-2018 dengan dana yang sudah disiapkan oleh jaringan tersebut.
Lokasi Selama Ini Sepi
Ketua RW setempat mengaku, selama ini vila tersebut dalam kondisi sepi.
Warga tidak pernah mengetahui adanya aktivitas mencurigakan di vila tersebut.
Adanya kabar pusat latihan jaringan teroris Jamaah Islamiah (JI) di salah satu vila yang berada di wilayah Gintungan, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, mengagetkan warga sekitar.
Ketua RW 5 Gintungan, Rukiman mengatakan, villa yang disebut sebagai tempat latihan tersebut selama ini terlihat sepi.
"Kita tidak tahu kalau ada aktivitas teroris, terus terang menjadi kaget dengan adanya kabar tersebut," katanya saat dihubungi, Minggu (27/12/2020).
Dia mengungkapkan, vila yang diduga sebagai pusat latihan tersebut terhitung sepi dan jarang disewa.
Baca juga: Densus 88 Bongkar Vila Latihan Tempur Teroris di Semarang, Polri: Sudah 95 Orang yang Dilatih
Baca juga: Pusat Latihan Jamaah Islamiyah Dibongkar, Anggota Dilatih Jadi Ahli Penyergapan hingga Rakit Bom
Baca juga: Cerita Kapolri Idham Azis Sejak Berpangkat AKBP Sudah Kejar Tokoh Jamaah Islamiyah Upik Lawanga
"Setahu saya memang sepi. Tapi beberapa kali ada aktivitas anak sekolah yang menyewa. Juga ada anak punk atau komunitas anak jalanan yang memanfaatkan untuk bakti sosial," kata Rukiman.
Dia juga mengungkapkan, selama pandemi vila-vila di kawasan Gintungan terhitung sepi penyewa.
"Sepinya penyewa dimanfaatkan untuk renovasi bagian-bagian yang rusak," jelasnya.